J5NEWSROOM.COM, Pesantren di Indonesia dipandang makin penting perannya dalam menghadapi tantangan global seiring peringatan Hari Santri yang memasuki usia satu dasawarsa. Tema tahun ini, “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia,” menekankan bahwa pesantren dan santri tak lagi hanya bagian dari sejarah, tapi juga momentum strategis untuk memperkuat daya saing bangsa di dunia internasional.

Peringatan resmi Hari Santri 2025 dimulai dengan acara Ithlaq Hari Santri pada tanggal 22 September di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Acara itu dianggap sangat simbolis karena Tebuireng menjadi tempat lahirnya Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi inspirasi Hari Santri. Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan program-program nyata sebagai bagian dari rangkaian peringatan.

Program nyata yang dihadirkan mencakup Gerakan Nasional Cek Kesehatan Gratis dan Gerakan Makan Bergizi Gratis. Keduanya dilaksanakan di beberapa pesantren besar seperti Tambakberas, Denanyar, Peterongan, dan Tebuireng. Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan menjadi pihak utama yang mendukung pelaksanaan program tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, menyebut bahwa peringatan Hari Santri tidak lagi semata seremoni. Tahun ini, negara melibatkan pesantren dalam upaya nyata soal kesehatan dan gizi santri agar kualitas hidup mereka juga menjadi prioritas. Perhatian terhadap kesejahteraan santri di aspek kesehatan muncul sebagai bagian dari visi yang lebih besar agar pesantren punya kontribusi global.

Para pengamat dan tokoh pesantren menyambut positif bahwa pesantren diberi ruang lebih besar dan diberikan dukungan langsung. Mereka berharap momentum ini bisa memperkuat sistem pendidikan pesantren agar santri tidak hanya kuat secara ilmu agama, melainkan juga siap menghadapi kompleksitas dunia global, seperti kecerdasan digital, isu kesehatan masyarakat, dan daya saing internasional.

Editor: Agung