
J5NEWSROOM.COM, Padang – Selasa, 16 September 2025 pagi, yang hangat di jantung Kota Padang membawa kejutan kecil yang berbalut silaturahmi dan rasa syukur. Di sebuah restoran Hotel Santika Premiere, dua sahabat lama kembali dipertemukan dalam suasana yang tidak direncanakan namun begitu bermakna.
“Uda Aqua, saya sedang sarapan di resto. Saya tunggu Uda Aqua di sini,” begitu sapaan ramah dari Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Direktur Utama Perum Bulog, kepada sahabat lamanya, Dr Aqua Dwipayana. Nada suaranya tetap hangat dan bersahabat, seperti dulu, sebelum ia menduduki pucuk tertinggi di salah satu BUMN strategis yang menjadi penjaga ketahanan pangan nasional.
Di tengah padatnya agenda dinas mendampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Sumatera Barat, Rizal menyisihkan waktu untuk sebuah perjumpaan personal. Bukan agenda formal, bukan pula temu dinas. Melainkan momen silaturahmi yang sederhana, yang menjadi cerminan kepribadiannya: tetap membumi di tengah amanah besar yang kini dipikulnya.
Dr Aqua sendiri berada di Padang dalam rangkaian kegiatan Pulang Basamo, sebuah gerakan sosial dan budaya yang menghubungkan kembali perantau Minang dengan kampung halamannya. Tak dinyana, dua lintasan perjalanan itu bersinggungan dalam takdir yang manis: sebuah pertemuan sahabat di negeri yang kaya sejarah dan nilai adat.
“Saya sudah lama berteman dengan Pak Rizal. Sejak beliau menjabat sebagai Dirut Bulog, justru saya melihat beliau semakin rendah hati. Semakin kuat karakternya sebagai pemimpin yang tenang, bersih, dan tidak lupa pada akar,” ujar Dr Aqua.
Pertemuan singkat itu berlangsung hangat. Rizal didampingi Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumbar, R. Darma Wijaya. Senyum dan tawa kecil mewarnai perbincangan mereka di meja makan. Tidak banyak protokoler, tidak ada jarak. Hanya dua sahabat yang saling berbagi cerita di tengah perjalanan hidup masing-masing.
Sebagai Dirut Perum Bulog, Rizal langsung “tancap gas” sejak dilantik. Ia tahu, tantangan yang dihadapi tidak ringan—dari menjaga stabilitas harga, menjamin ketersediaan stok beras, hingga memastikan distribusi pangan berjalan lancar hingga pelosok negeri. Namun bagi Rizal, semua tantangan itu harus dihadapi dengan kerja keras, kolaborasi, dan yang tak kalah penting: hati yang ikhlas.
Nilai-nilai itulah yang terlihat nyata dalam dirinya. Bahkan dalam posisi puncak sekalipun, Rizal tetap menomorsatukan sikap rendah hati. Ia tahu bahwa jabatan adalah amanah, dan kekuatan sejati seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk tetap bersahaja di tengah kekuasaan.
Rencananya, pertemuan mereka akan berlanjut di Jakarta. Diskusi lebih panjang tentang berbagai isu aktual dan peran strategis komunikasi dalam memperkuat kinerja institusi, telah direncanakan. Namun pagi itu, cukup dengan secangkir teh, senyum tulus, dan salam hangat, pertemuan tersebut telah menorehkan makna tersendiri.
“Alhamdulillah,” ucap Dr Aqua menutup kisah pagi itu, sembari menatap sahabatnya yang kini tengah memikul tanggung jawab besar demi memastikan setiap rakyat Indonesia bisa tetap makan dengan layak.
Editor: Agung

