
J5NEWSROOM.COM, Bandung – Pagi itu di Jatinangor, udara masih sejuk ketika puluhan mahasiswa S2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran berkumpul di sebuah ruang kuliah. Mereka tidak menyangka, hari Kamis (18/9/2025) itu akan menjadi hari yang tak terlupakan dalam perjalanan akademik dan kehidupan mereka.
Sang guru besar yang telah malang melintang di dunia komunikasi Indonesia, Prof Dr Deddy Mulyana, tidak datang sendiri. Ada tamu istimewa yang ia bawa seorang tokoh komunikasi yang juga dikenal luas sebagai motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana.
Dengan senyum hangat dan langkah mantap, Prof Deddy membuka pertemuan itu. Dalam sambutannya yang penuh kehangatan dan ketulusan, ia memperkenalkan sosok yang duduk di sampingnya.
“Anda semua beruntung pagi ini. Saya mengajak Dr Aqua Dwipayana untuk sharing di sini. Beliau sudah memotivasi lebih dari dua juta orang, termasuk di luar negeri. Honornya sekali bicara bisa mencapai 70 juta rupiah,” ucap Prof Deddy, disambut decak kagum para mahasiswa.
Namun pagi itu, Dr Aqua hadir bukan untuk berbicara soal tarif atau prestise. Ia datang dengan semangat berbagi, mewariskan nilai-nilai yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya. Ia berbicara dari hati ke hati, dengan gaya yang sederhana namun mengena.
Dalam paparannya, Dr Aqua mengajak para mahasiswa untuk merenungi makna hidup yang lebih luas dari sekadar gelar akademik atau jabatan prestisius. Ia menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya yang penuh dinamika bisa dilalui dengan kekuatan silaturahim.
“Sejak puluhan tahun lalu, saya intens menjaga silaturahim. Tanpa pamrih. Niat saya sepenuhnya ibadah,” ungkapnya, sembari menekankan pentingnya keikhlasan dalam membangun hubungan antarmanusia.
Baginya, komunikasi bukan hanya keterampilan teknis, melainkan juga seni memahami dan merawat hati orang lain. Ia percaya, rezeki sejati bukan hanya berupa materi, tetapi juga kesempatan untuk berbagi dan memberi manfaat bagi orang lain.
Di hadapan mahasiswa Fikom Unpad, Dr Aqua memberi pesan yang begitu membumi namun sarat makna. Ia menegaskan pentingnya menghormati para dosen dan guru sebagai pintu keberkahan ilmu.
“Hormati semua dosen. Itu bukan hanya etika akademik, tapi juga bagian dari adab yang membawa berkah,” katanya dengan suara tegas namun lembut.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penguatan soft skill kemampuan komunikasi, empati, kepemimpinan, serta kemampuan bekerja dalam tim. Dalam dunia yang berubah cepat, katanya, mereka yang kuat dalam aspek ini akan lebih siap menghadapi tantangan.
Pesan terakhirnya membuat suasana ruangan hening sejenak.
“Jangan pelit. Bantu siapa saja. Kebaikan itu akan kembali pada kita dalam bentuk yang tak selalu kita duga.”
Para mahasiswa yang hadir pagi itu terlihat antusias. Mereka menyimak, mencatat, dan terinspirasi. Seusai sesi, banyak di antara mereka yang menyampaikan bahwa mereka merasa mendapatkan “asupan ruhani” sekaligus motivasi nyata untuk melangkah lebih jauh dalam hidup.
“Sangat menyentuh dan membuka cara pandang saya. Bukan hanya untuk karier, tapi juga untuk menjadi manusia yang lebih baik,” ungkap salah satu mahasiswa.
Sesi pun ditutup dengan doa dan syukur. Prof Deddy tampak bahagia melihat para mahasiswanya tersentuh dan termotivasi. Sebuah pagi yang awalnya biasa saja, berubah menjadi momen penuh makna. Sebuah rezeki ilmu, yang dibagikan bukan hanya dengan kata, tapi dengan hati.
Alhamdulillah.
Editor: Agung

