
J5NEWSROOM.COM, Batam – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) menyatakan belum menemukan indikasi unsur kesengajaan dalam kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kepri. Dugaan sementara menyebutkan, beberapa siswa sempat mengonsumsi jajanan sebelum menyantap makanan MBG.
Kapolda Kepri, Irjen Pol Asep Safrudin, menyampaikan hal tersebut usai memimpin pertemuan secara daring dengan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kepri di Gedung Lancang Kuning, Polda Kepri, Selasa (30/9/2025).
“Dari hasil penyelidikan sementara, tidak ditemukan unsur kesengajaan dari dapur MBG. Namun, ada indikasi siswa sebelumnya sudah mengonsumsi makanan lain sebelum menyantap MBG,” ujar Asep.
Kasus dugaan keracunan MBG ini dilaporkan terjadi di Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya makanan basi yang diduga disebabkan oleh keterlambatan distribusi dari dapur ke sekolah.
“Contohnya, makanan dikirim siang dan baru dibuka siang juga. Ini memungkinkan kondisi makanan menurun. Oleh karena itu, distribusi harus disinkronkan dengan waktu konsumsi siswa,” lanjutnya.
Untuk mencegah kasus serupa terulang, Polda Kepri bersama instansi terkait menggelar evaluasi menyeluruh, dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta kepala SPPG.
“Kami ingin memastikan MBG bisa berjalan sesuai harapan. Ke depan, semua pihak harus bekerja lebih cepat dan sigap,” kata Asep.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan kualitas dari pihak dapur MBG, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga penyajian. Quality control, menurutnya, harus diperketat demi menjamin keamanan makanan yang dikonsumsi siswa.
“Kami tekankan agar semua proses di dapur dijalankan dengan seksama. Ini penting untuk menjamin kualitas makanan yang diberikan kepada para pelajar,” tegas Asep.
Editor: Agung

