Mengenal Kitab Hadis Shahih Muslim

Kitab Shahih Imam Muslim. (Foto: Ist)

J5NEWSROOM.COM, Dalam khazanah ilmu hadis Islam, Shahih Muslim memegang posisi penting sebagai kitab hadis utama dan menjadi rujukan setelah Shahih Bukhari. Kitab ini dikarang oleh Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi, yang lahir di Naisabur pada tahun 204 H.

Sejak usia 15 tahun, Imam Muslim telah mulai mendalami ilmu hadis secara intens. Kegigihannya menjadikan dia salah satu tokoh sentral dalam tradisi periwayatan hadis. Berbeda dengan Bukhari yang sangat ketat pada kriteria periwayat, Muslim sedikit lebih longgar dalam memilih perawi, khususnya memperbolehkan yang sezaman meskipun tidak pernah bertemu langsung.

Dalam metodologinya, Imam Muslim hanya meriwayatkan hadis yang memenuhi kriteria sangat ketat: sanadnya harus lengkap (musnad), bersambung (muttasil), dan terhubung (marfû‘) kepada Nabi Muhammad SAW. Ia juga mengelompokkan hadis-hadis dengan makna sama di satu tempat agar tidak tersebar di bab yang berbeda dan menjelaskan perbedaan lafaz antarriwayat.

Dari sekitar 300 ribu hadis yang ada dalam tradisi periwayatan, Imam Muslim memilih sekitar 12 ribu hadis, termasuk hadis-hadis pengulangan. Jika hadis yang berulang diabaikan, jumlahnya disebut menjadi sekitar 4.616 hadis murni dalam Shahih Muslim. Proses penyusunan kitab ini memerlukan waktu sekitar 15 tahun, menunjukkan dedikasi dan ketelitian luar biasa dari Imam Muslim.

Kitab Shahih Muslim tidak menyertakan judul bab eksplisit untuk tiap hadis, seperti halnya metode Bukhari, melainkan mengelompokkannya berdasarkan tema utama. Sistem penyusunan ini kemudian menjadi rujukan bagi ulama dalam menyusun bab dan kajian hadis di masa berikutnya.

Editor: Agung