
J5NEWSROOM.COM, Batam – DPRD Kota Batam menyoroti pelaksanaan proyek peningkatan jalan di lingkungan Kantor DPRD Batam yang dinilai mengabaikan kepentingan umum. Akibat penutupan total akses jalan, warga yang hendak salat di Masjid Raya Batam harus memutar jauh lantaran pintu penghubung ke area masjid ditutup selama pengerjaan berlangsung.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi pengerjaan jalan di sekitar Kantor DPRD Kota Batam tampak semrawut. Pintu akses dari kantor DPRD menuju Masjid Raya ditutup total, sementara warga juga kesulitan menjangkau Pengadilan Negeri Batam karena jalur yang biasa dilalui sedang dibongkar. Penutupan ini sudah berlangsung selama lebih dari sebulan tanpa tanda-tanda pengerjaan akan segera rampung.
Proyek tersebut mencakup pelebaran jalan dan pembangunan drainase secara bersamaan, yang menyebabkan seluruh akses dari DPRD dan Asrama Haji ditutup total.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Arlon Veristo, menilai kontraktor pelaksana kurang memperhatikan kenyamanan publik. Menurutnya, proyek jalan yang berada di kawasan strategis seperti lingkungan DPRD seharusnya dikerjakan dengan mempertimbangkan mobilitas masyarakat.
“Jalan di lingkungan DPRD Kota Batam ini digunakan banyak orang, bukan hanya pegawai dewan, tetapi juga warga yang menuju pengadilan, Asrama Haji, dan terutama jamaah Masjid Raya. Kontraktor jangan hanya berpikir tentang kemudahan pengerjaan proyeknya saja,” ujar Arlon, Senin (6/10/2025).
Ia menegaskan, seharusnya kontraktor menerapkan sistem kerja bertahap agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat secara berlebihan. “Jalan ini bukan di tengah hutan, tapi di pusat kota. Mestinya dikerjakan sebagian dulu, bukan langsung ditutup semuanya,” tegasnya.
Selain itu, Arlon mengingatkan kondisi cuaca hujan yang kerap terjadi bisa memperlambat progres proyek dan berpotensi membuat pekerjaan molor dari jadwal. “Kami berharap pengerjaan bisa dipercepat agar masyarakat tidak terus terganggu,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Batam, Tumbur Hutasoit, menekankan pentingnya kualitas hasil proyek. Ia mengingatkan kontraktor agar tidak bekerja asal-asalan meski cuaca kurang mendukung.
“Cuaca memang tidak bersahabat, tapi jangan sampai kualitas pengerjaannya jadi asal jadi,” ujarnya.
Proyek peningkatan Jalan Engku Hang Tuah ruas Simpang PIH – Simpang DPRD ini dikerjakan oleh PT Artha Gemah Lestari dengan konsultan pengawas CV Bergin Dwi Dimensi. Proyek senilai Rp 8,1 miliar dari BP Batam tersebut memiliki nomor kontrak SPJ/09/PPK-PNPB 5127.CBC.013 TA 2025/08/2025 dan ditargetkan selesai dalam 120 hari kalender sejak dimulai pada 14 Agustus 2025.
Seorang pekerja di lokasi, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan mereka hanya menjalankan tugas di lapangan dan tidak dapat memberikan keterangan terkait penutupan akses. “Kami hanya pekerja. Pengawasnya belum datang, mungkin sedang di proyek lain,” ucapnya singkat.
Sejumlah warga di sekitar lokasi berharap agar akses menuju Masjid Raya segera dibuka kembali. Mereka mengeluhkan harus memutar lebih dari 10 menit untuk bisa sampai ke masjid, padahal biasanya cukup berjalan kaki beberapa menit saja.
Dengan curah hujan tinggi yang terus mengguyur Batam, masyarakat khawatir penutupan jalan ini akan berlangsung lebih lama dari yang dijadwalkan, sehingga semakin mengganggu aktivitas warga di kawasan pusat pemerintahan tersebut.
Editor: Agung

