
J5NEWSROOM.COM, Melaka – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak negara-negara anggota MABIMS untuk memperkuat kolaborasi di bidang keagamaan dengan pendekatan yang menekankan moderasi, nilai-nilai kemanusiaan, dan kesadaran ekologi. Seruan ini disampaikan saat membuka Mesyuarat Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) ke-21 yang berlangsung di Melaka, Malaysia, Minggu (19/10/2025).
Dalam sambutannya, Nasaruddin memaparkan gagasan Trilogi Kerukunan Jilid II, yang menjadi arah baru diplomasi keagamaan Indonesia. Tiga pilar dalam trilogi tersebut mencakup kerukunan antarsesama manusia, harmoni antara manusia dan alam, serta keharmonisan manusia dengan Tuhan.
“Agama harus menjadi sumber kedamaian dan kemaslahatan bersama. Melalui pendekatan ini, kita ingin membangun masyarakat yang selaras dengan nilai iman, kemanusiaan, dan lingkungan hidup,” ujarnya.
Menag menilai, tema besar pertemuan tahun ini, “MABIMS Memperkukuh Ummah MADANI Islam Serantau Menuju Al-Falah”, sejalan dengan sejarah panjang penyebaran Islam yang damai di kawasan Nusantara. Ia menekankan, kekuatan umat tidak semata ditentukan oleh jumlah maupun kekuasaan, melainkan oleh kesatuan hati dan akhlak yang luhur.
Lebih lanjut, Menag menggarisbawahi bahwa negara-negara anggota MABIMS memiliki kesamaan visi dalam penguatan nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif. Brunei Darussalam, misalnya, melalui falsafah Melayu Islam Beraja, memperkuat peran masjid sebagai pusat pembinaan masyarakat. Malaysia mengusung visi Malaysia MADANI, yang mengedepankan pembangunan berlandaskan nilai keberlanjutan, kesejahteraan, inovasi, serta maqasid syariah.
Sementara itu, Singapura menonjolkan pendekatan melalui strategi Religious Harmony and Community Resilience, yang membangun citra Islam sebagai agama yang terbuka dan ramah di tengah masyarakat plural.
Indonesia sendiri menegaskan komitmennya lewat program Moderasi Beragama serta penguatan Trilogi Kerukunan, sebagai jawaban atas tantangan keberagaman dan dinamika keagamaan yang kompleks di era modern.
Menurut Menag, empat strategi keagamaan dari tiap negara anggota dapat menjadi paradigma bersama dalam merespons isu-isu lintas iman dan memperkuat solidaritas Islam di Asia Tenggara. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan dialog lintas agama dan menciptakan ruang-ruang koeksistensi damai.
“Pendidikan yang inklusif dan pengajaran nilai-nilai universal perlu diperkuat agar generasi muda tumbuh sebagai agen harmoni dan perubahan positif,” tutur Menag.
Menutup sambutannya, Nasaruddin mengajak seluruh anggota MABIMS untuk terus menjadikan forum ini sebagai sarana mempererat ukhuwah Islamiyah dan mendorong umat menuju Al-Falah, yakni kejayaan dunia dan keselamatan akhirat.
“Semoga MABIMS senantiasa menjadi perekat harmoni antara negara dan agama, serta tonggak persaudaraan Islam di kawasan ini,” kata dia.
Editor: Agung