Lebih dari 1,5 Jam Menyimak Cerita Menarik Kajati NTB Wahyudi

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana bersama Kajati NTB Wahyudi. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Mataram – Pagi itu, Rabu (15/10/2025), suasana di Kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Langko No.75, Mataram, terasa hangat dan bersahaja. Dari balik ruang kerjanya yang sederhana, Kepala Kejaksaan Tinggi NTB Wahyudi menyambut tamunya, Dr Aqua Dwipayana, dengan senyum lebar dan jabat tangan hangat.

Pertemuan itu bukan kali pertama bagi keduanya. Dua hari sebelumnya, keduanya sempat bertatap muka singkat di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Namun, baru pada Rabu pagi itu, silaturahim terjalin lebih panjang lebih dari satu setengah jam mereka berbincang akrab.

Percakapan berlangsung cair. Tak hanya soal pekerjaan dan tugas penegakan hukum, tetapi juga tentang kehidupan keluarga, nilai-nilai, dan perjalanan hidup. Dr Aqua yang dikenal sebagai pakar komunikasi dan motivator nasional itu mendengarkan dengan saksama setiap kisah yang disampaikan Wahyudi.

Di sela perbincangan, sang Kajati berbagi cerita penuh kebanggaan tentang ketiga buah hatinya. “Ketiga anak saya memilih mendalami hukum. Mereka mengikuti jejak bapaknya,” ujarnya sambil tersenyum hangat. Ada nada haru dan syukur dalam suaranya, seolah menunjukkan bahwa pengabdian pada hukum bukan sekadar profesi, tapi jalan hidup yang diwariskan.

Wahyudi, pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, baru sekitar tiga bulan bertugas di NTB. Ia mengaku bersyukur atas amanah baru yang diemban. Di bawah kepemimpinannya, ia bertekad membangun sinergi antara kejaksaan dan berbagai pihak di daerah, baik internal maupun eksternal. Baginya, keberhasilan bukan hanya diukur dari kinerja hukum, tetapi juga dari keharmonisan hubungan dengan masyarakat.

Dr Aqua yang memperhatikan interaksi hangat Wahyudi dengan para staf dan tamu di kantornya mengungkapkan rasa optimistisnya. “Saya melihat kedekatan dan ketulusan beliau dalam memimpin. Insya Allah, Pak Wahyudi akan sukses bertugas di NTB,” ujarnya penuh keyakinan.

Menjelang perpisahan, Wahyudi memberikan kenang-kenangan sederhana namun bermakna: selembar kain tenun khas Lombok. Kain yang sarat makna budaya itu menjadi simbol persahabatan dan penghargaan. “Alhamdulillah,” ucap Dr Aqua sambil tersenyum, menerima dengan penuh haru.

Lebih dari sekadar pertemuan singkat, silaturahim pagi itu menjadi refleksi tentang kepemimpinan yang hangat dan bersahaja. Di tengah tugas berat menegakkan hukum, Wahyudi tetap menunjukkan sisi manusiawi, pemimpin yang dekat, bersyukur, dan tak lupa berbagi cerita.

Editor: Agung