
Oleh Nurcholis MA Basyari
JUMAT, pada pengujung Oktober 2025, Laksamana Muda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin resmi menempati jabatan baru sebagai Panglima Komando Armada (Koarmada) III TNI Angkatan Laut. Upacara serah terima jabatan dipimpin langsung oleh Panglima Koarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata di GOR OB Syaaf, Markas Koarmada RI, Jakarta.
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-40 tahun 1994 itu melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Laksda TNI Hudiarto Krisno Utomo, yang sebelumnya menjabat Panglima Koarmada III selama tiga bulan terakhir berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep 1102/VIII/2025 tertanggal 15 Agustus 2025.
Koarmada III bermarkas di Katapop, Distrik Salawati, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Satuan strategis ini memiliki tugas utama menyelenggarakan operasi intelijen maritim serta operasi militer, baik dalam kondisi perang maupun selain perang.
Wilayah tanggung jawab Koarmada III mencakup kawasan perairan luas di Indonesia timur yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik serta negara-negara seperti Australia, Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste.
Kawasan ini juga meliputi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, jalur perdagangan internasional yang rawan terhadap berbagai pelanggaran hukum, mulai dari penangkapan ikan ilegal, penyelundupan, peredaran narkoba, hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Saya memandang dan memperlakukan jabatan lebih sebagai amanat daripada anugerah. Di dalam amanat itu terkandung tanggung jawab untuk melayani masyarakat, bangsa, dan negara. Pertanggungjawabannya bukan hanya kepada pimpinan, melainkan terutama kepada Tuhan,” ujar Dato Rusman.
Pria kelahiran Bajawa, Nusa Tenggara Timur, 24 Juni 1970 itu dikenal berprestasi sejak di bangku sekolah. Sejak awal hingga lulus dari SMA Negeri 435 Bajawa, Dato selalu menempati peringkat pertama. Prestasinya berlanjut ketika menempuh pendidikan di AAL, di mana ia meraih Bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik angkatan XL/1994.
Tiga dekade kemudian, Dato kembali ke almamaternya sebagai Gubernur AAL sejak Desember 2024 hingga September 2025, sebelum dipercaya memimpin Koarmada III.
Dato Rusman tercatat sebagai perwira yang selalu menorehkan prestasi di setiap penugasan dan pendidikan. Saat menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal), ia meraih dua penghargaan sekaligus sebagai lulusan terbaik: Dharma Wiratama Paripurna (penilaian keseluruhan terbaik) dan Dharma Wiratama Widya Wacana (tesis terbaik).
Sepanjang sejarah Seskoal, hanya dua orang yang meraih penghargaan ganda ini, salah satunya Dato Rusman.
Prestasinya juga menonjol di luar negeri. Ia menjadi lulusan terbaik Long Anti-Submarine Warfare Course di India serta Singapore Naval Junior Officer Course (NJOC) 18th di Singapura.
Menjadi perwira TNI AL adalah panggilan hati bagi Dato Rusman. Ia menjalani setiap penugasan dengan totalitas dan kerendahan hati.
Dedikasinya membuahkan banyak pencapaian, antara lain menjadi perwira pelaut pertama yang berdinas di Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 2009–2011.
Tahun 2012, ia menerima penghargaan “Wussam Attaqdir al Askarie” dari Angkatan Bersenjata Lebanon atas keberhasilannya sebagai Komandan KRI Hasanuddin-366 sekaligus Komandan Satgas MTF XXVIII-D/UNIFIL 2012, dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.
Kariernya terus menanjak. Ia pernah menjabat Komandan Lanal Banjarmasin, Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II, Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I, hingga Direktur Doktrin dan Pendidikan Kodiklatal, Wakil Gubernur AAL, dan Staf Khusus KSAL.
“Alhamdulillah, semua itu amanah dari Tuhan yang wajib saya syukuri. Bentuk syukurnya adalah bekerja sepenuh hati dan mempersembahkan yang terbaik,” tuturnya.
Meski dikenal sebagai perwira operasi, Dato Rusman memiliki perhatian besar pada pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia TNI AL.
Menurutnya, kekuatan maritim Indonesia tidak hanya bergantung pada kecanggihan alutsista, tetapi juga pada kualitas “the men behind the gun.”
Ketika menjabat Gubernur AAL, Dato melaksanakan sejumlah terobosan penting, antara lain:
1. Modernisasi kurikulum sesuai tantangan operasi laut modern, termasuk materi Hybrid Warfare, Maritime Domain Awareness, dan Cyber-Maritime Defense.
2. Penerapan pembelajaran berbasis kompetensi agar taruna unggul secara akademik dan analitis.
3. Integrasi teknologi digital, seperti smart classroom, e-learning, dan simulator taktis.
4. Penguatan karakter melalui Character Building Week, Leadership Camp, dan revitalisasi Tri Sakti Taruna (disiplin, hierarki, kehormatan).
5. Peningkatan profesionalisme dosen dan pelatih melalui program beasiswa lanjutan.
6. Pemberdayaan taruna dalam Applied Research Project sesuai kebutuhan operasi laut dan teknologi pertahanan.
7. Penegakan disiplin yang tegas namun humanis, berlandaskan prinsip “Disiplin adalah napas prajurit.”
“Warisan terbesar seorang pemimpin bukanlah bangunan atau jabatan, tetapi nilai dan keteladanan yang terus hidup setelah dia pergi,” ujar Dato.
Kini, sebagai Panglima Koarmada III, Dato Rusman menegaskan target utamanya: membangun Koarmada III yang siap tempur, adaptif, dan terintegrasi dalam mendukung pertahanan maritim di kawasan timur Indonesia.
Ia menanamkan prinsip pembinaan Koarmada III: efektif dalam operasi, efisien dalam sumber daya; tegas dalam disiplin, efektif dalam pembinaan; berpikir strategis, bertindak taktis.
Nilai-nilai soliditas, loyalitas, dan hasil nyata menjadi fondasi yang ingin ia kuatkan.
“Negara telah memanggil. Saatnya bekerja nyata untuk menjaga laut, rakyat, dan kehormatan bangsa,” pungkasnya.
Selamat bertugas, Admiral. Ibu Pertiwi menanti torehan karya terbaik Anda menuju Indonesia Emas 2045.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat

