“DAJJAL Baru” dan Khilafah Dolar AS

Resensi Buku

Judul: The American Dajjal: Runtuhnya Khilafah Dolar
Penulis: Muchid Albintani
Penerbit: Deepublish, Yogyakarta
Tahun Terbit: 2025
Tebal: xxii + 266 halaman

Adakah hubungan antara konsep “Dajjal Baru” dengan Dolar Amerika Serikat? Sekilas, buku The American Dajjal: Runtuhnya Khilafah Dolar tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Namun, buku ini membuka cakrawala baru tentang kemungkinan adanya keterkaitan antara istilah “Dajjal Baru” dan dominasi Dolar AS. Muchid Albintani bahkan meyakini bahwa “Barat” dan Dajjal masih memiliki relasi simbolik dan struktural dalam konteks global.

Dalam kata pengantar, penulis mengajukan beberapa pertanyaan pemantik: Mengapa diperlukan konsep “Dajjal Baru”? Apakah Dajjal telah berubah? Apakah ada Dajjal lama dan baru? Apa hubungan Dajjal dengan Barat? Apakah “Dajjal Baru” itu berwujud konkret ataukah metafora yang direpresentasikan oleh Dolar AS? Bahkan, apakah Dolar AS dapat dianggap sebagai bentuk sistem Khilafah—sebuah konsep yang sering menjadi momok bagi kelompok Islamofobia maupun Muslimofobia?

Membaca buku ini memberikan pemahaman bahwa istilah Dajjal selalu berkaitan dengan narasi akhir zaman. Sementara itu, istilah “Khilafah”—yang sering disalahpahami dalam wacana publik—justru direpresentasikan penulis sebagai identifikasi sistem Dolar AS dalam konteks global.

Muchid Albintani, seorang dosen dengan latar belakang jurnalistik, berupaya mengeksplorasi bahwa dominasi Dolar AS merupakan bagian dari “Khilafah Dolar.” Pengalaman akademik dan jurnalistik penulis memperkuat argumennya bahwa istilah Dajjal, Amerika, Dolar, dan Khilafah memiliki titik temu geoideologis, geoekonomi, dan geopolitik yang saling terkait dalam sistem hegemonik modern. Dalam konteks inilah, buku ini mengelaborasi relasi antara Amerika, Dolar, dan Khilafah sebagai simbol hegemoni Barat, yang disebut sebagai “Dajjal Baru.”

Konsep ini menjadi upaya memahami “ke-Dajjal-an”, yakni segala hal yang bersifat palsu, menipu, atau menjadi penyelamat semu. Dajjal, dalam pandangan penulis, adalah metafora inklusif bagi sistem kepalsuan global—dan dalam konteks ini, ia menunjuk langsung pada sistem Dolar AS.

Isi Buku dan Alur Pembahasan

Buku ini memberikan makna baru mengenai hubungan antara istilah Dajjal Baru, Amerika, dan Khilafah. Penulis menyusunnya secara tematik, membahas aspek-aspek kunci yang menopang tesis utama: Runtuhnya Khilafah Dolar. Struktur pembahasan buku dibagi menjadi delapan bagian yang sistematis, akademis, dan kritis dengan perspektif Islamis:

Bagian 1 – Kebangkitan dan Keresahan Khilafah Dolar

Bagian ini menjadi fondasi intelektual yang menantang anggapan bahwa tatanan finansial global bersifat netral. Penulis berargumen bahwa sistem finansial dunia adalah arsitektur kekuasaan yang sengaja dibangun dengan Dolar AS sebagai pusatnya—yang ia sebut “Khilafah Dolar.”

Bagian 2 – Pondasi Kekuasaan: Bretton Woods dan Lahirnya Khilafah Dolar

Mengulas bagaimana sistem Bretton Woods menjadi dasar supremasi Dolar dalam ekonomi global.

Bagian 3 – Puncak Hegemoni: Dolar AS di Era Perang Dingin dan Globalisasi Awal

Menjelaskan bagaimana Dolar mencapai titik dominan melalui politik global dan kekuatan militer AS.

Bagian 4 – Retakan Fondasi: Tantangan Awal terhadap Dominasi Dolar

Menguraikan proses munculnya gangguan terhadap hegemoni Dolar.

Bagian 5 – Krisis dan Kekecewaan: Dolar Pasca-Krisis Keuangan 2008

Menunjukkan bagaimana krisis 2008 menimbulkan ketidakpercayaan global terhadap sistem finansial AS.

Bagian 6 – Kebangkitan Timur: BRICS sebagai Penantang Baru

Membahas munculnya BRICS sebagai blok ekonomi signifikan yang menantang dominasi Dolar.

Bagian 7 – Oligarki Digital dan Masa Depan Keuangan

Mengulas ancaman digital terhadap Dolar, termasuk mata uang kripto dan infrastruktur keuangan berbasis teknologi.

Bagian 8 – Senja Kala Khilafah Dolar

Bagian penutup yang menyintesis semua argumen dan memproyeksikan masa depan Dolar AS serta kemungkinan keruntuhannya.

Kesimpulan Buku

Sebagai karya studi ekonomi global, buku ini menyimpulkan bahwa dunia sedang bergerak menjauhi “Tatanan Dunia Baru” berbasis sistem keuangan riba. Penulis menawarkan antitesis berupa kemungkinan kembali pada “Khilafah Dinar dan Dirham” sebagai alternatif yang lebih adil dibanding dominasi Dolar AS.

Meski demikian, buku ini akan lebih lengkap jika disertai sitasi lebih rinci serta glosarium mengenai istilah keuangan global modern. Buku ini juga menekankan bahwa tanpa kekuatan militer, intelijen (CIA), dan dukungan sistem petrodolar yang kini melemah, umur Dolar AS bisa menjadi lebih pendek dari yang dibayangkan.

Maka, seperti kata penulisnya, keruntuhan Khilafah Dolar AS hanya tinggal menunggu waktu. Kapan tepatnya?

Jawabannya ada dalam buku ini.

Penulis Resensi:

Saibansah Dardani – Pemimpin Redaksi J5NEWSROOM.COM