
J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta diketahui membeli bahan untuk membuat bom melalui platform belanja online. Ia memanfaatkan kemudahan akses di internet untuk memperoleh komponen yang seharusnya tidak digunakan oleh masyarakat umum.
Kepada orang tuanya, pelaku mengaku bahwa barang-barang tersebut dibeli untuk kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Pengakuan ini membuat orang tua tidak curiga, karena mereka mengira pembelian itu terkait aktivitas positif di sekolah.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pelaku telah merencanakan aksinya dengan cukup terstruktur. Ia mempelajari cara merakit bahan peledak dari sumber daring dan menyiapkan peralatan tanpa diketahui lingkungan sekitarnya.
Polisi menyampaikan bahwa tindakan pelaku bukanlah perbuatan spontan, melainkan perbuatan kriminal yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Aparat juga menekankan bahwa pembelian bahan berbahaya secara online menjadi perhatian serius karena dapat dimanfaatkan untuk tindakan membahayakan banyak orang.
Saat ini penyidik masih mendalami kemungkinan adanya pengaruh dari lingkungan pertemanan atau sumber lain yang mendorong pelaku melakukan aksi tersebut. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan apakah pelaku terhubung dengan kelompok tertentu atau belajar secara mandiri.
Pihak kepolisian mengingatkan orang tua agar lebih waspada terhadap aktivitas anak, terutama bila ada pembelian barang-barang yang tidak wajar. Pengawasan terhadap penggunaan internet juga dianggap penting untuk mencegah anak terpapar konten berbahaya.
Kasus ini menjadi peringatan bagi sekolah dan pemerintah untuk memperketat pemantauan terhadap akses informasi berisiko serta peredaran bahan kimia berbahaya yang dapat diperoleh dengan mudah secara daring.
Editor: Agung

