Gencatan Senjata Gaza Ada di Titik Genting

Para pelayat menghadiri pemakaman warga Palestina yang syahid dalam serangan militer Israel, di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza. (Foto: Republika)

J5NEWSROOM.COM, Gaza – Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, Israel dilaporkan melakukan hampir 500 pelanggaran dalam 44 hari. Serangan-serangan tersebut menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia, sehingga memicu kecaman luas dari berbagai pihak.

Pihak Gaza menilai tindakan Israel sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata yang seharusnya melindungi warga sipil. Mereka menuduh Israel bertanggung jawab penuh atas memburuknya kondisi kemanusiaan dan keamanan di wilayah tersebut.

Selain itu, akses bantuan kemanusiaan ke Gaza disebut semakin diperketat. Pasokan medis, logistik, serta bantuan penting lainnya sulit masuk, meskipun gencatan senjata seharusnya membuka jalur aman bagi distribusi bantuan.

Hamas menuduh Israel sengaja membuat perjanjian damai melemah dengan terus melakukan serangan dan mengabaikan poin-poin penting dalam kesepakatan. Mereka menilai Israel sedang mencari alasan untuk kembali meningkatkan operasi militer.

Sejumlah analis dan perwakilan Palestina menyampaikan kekhawatiran bahwa gencatan senjata bisa benar-benar runtuh. Jika hal itu terjadi, risiko eskalasi konflik akan kembali meningkat dan penderitaan warga sipil di Gaza diperkirakan semakin parah.

Sumber: Republika
Editor: Agung