
J5NEWSROOM.COM, Batam – Harga daging ayam di Kota Batam kembali mengalami kenaikan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Lonjakan harga tersebut dipicu meningkatnya permintaan masyarakat, cuaca buruk, serta terganggunya pasokan dari daerah pemasok utama.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Wahyu Daryatin, mengatakan kenaikan harga ayam menjelang akhir tahun merupakan pola yang hampir selalu berulang setiap tahun, terutama saat momentum hari besar keagamaan.
Menurut Wahyu, lonjakan harga disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni tingginya permintaan konsumen, kondisi cuaca yang memengaruhi distribusi, serta ketergantungan pasokan ayam Batam dari luar daerah.
“Permintaan meningkat di akhir tahun. Selain itu, faktor cuaca turut memengaruhi pengiriman. Ditambah lagi, sebagian besar pasokan ayam Batam berasal dari luar daerah, terutama dari Jawa dan Jakarta,” kata Wahyu, Sabtu (13/12/2025).
Ia menjelaskan, kenaikan harga tidak terhindarkan ketika permintaan meningkat sementara stok terbatas. Saat ini, harga ayam di tingkat distributor sudah berada di kisaran Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram, bergantung pada kualitas dan kelas ayam.
“Di distributor harganya sudah Rp 43 sampai Rp 45 ribu per kilo. Ada ayam reguler dan premium. Maka wajar jika di pasar dijual sekitar Rp47 sampai Rp49 ribu per kilo karena sudah termasuk biaya distribusi,” ujarnya.
Wahyu menambahkan, kondisi tersebut semakin diperberat oleh cuaca ekstrem dan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, termasuk jalur distribusi dari Medan. Gangguan tersebut membuat pasokan ayam ke Batam tidak berjalan optimal.
“Cuaca buruk, bencana, dan permintaan tinggi membuat rantai pasok terganggu. Stok berkurang, sementara daerah pemasok juga cenderung memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri terlebih dahulu,” jelasnya.
Sementara itu, pasokan ayam dari Jakarta dan Pulau Jawa tidak terdampak langsung oleh bencana alam. Namun, faktor cuaca tetap menjadi hambatan dalam proses pengiriman menuju Batam. “Kalau dari Jakarta tidak terdampak bencana, tetapi cuaca tetap memengaruhi kelancaran distribusi,” katanya.
Saat ini, kebutuhan daging ayam di Batam diperkirakan mencapai sekitar 70 ton per hari. Untuk menekan lonjakan harga, Disperindag Batam terus berupaya mencari alternatif sumber pasokan dari daerah yang lebih dekat.
“Kami mendorong suplai dari wilayah terdekat seperti Bintan. Meski volumenya belum besar, tetap kami optimalkan untuk membantu memenuhi kebutuhan Batam,” tutur Wahyu.
Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan daerah pemasok lain, termasuk Medan, guna menambah pasokan ayam jika memungkinkan. “Setiap akhir tahun polanya hampir sama. Upaya yang kami lakukan adalah menjaga ketersediaan barang agar kenaikan harga tetap terkendali dan tidak melonjak terlalu tinggi,” pungkasnya.
Editor: Agung

