Kolam Bekas Galian Proyek Dekat Kantor Lurah Kibing Batuaji Batam Telan Korban Bocah 8 Tahun

Bekas galian proyek di sekitar Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, tempat tewasnya bocah SF (8) pada Minggu pagi (14/12/2025). (Foto: Irwan/BATAMTODAY)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Seorang bocah laki-laki berinisial SF (8) meninggal dunia setelah tenggelam saat berenang di kolam bekas galian proyek di sekitar Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Minggu pagi (14/12/2025). Lokasi kejadian berada tidak jauh dari kantor kelurahan setempat.

Peristiwa bermula ketika korban berpamitan kepada orang tuanya untuk bermain bersama lima temannya sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, korban sempat meminta uang jajan sebelum meninggalkan rumah.

Sekitar tiga jam kemudian, salah seorang teman korban melaporkan kepada keluarga bahwa SF tenggelam di kolam bekas galian tersebut. Mendapat kabar itu, orang tua korban bersama warga setempat segera mendatangi lokasi dalam kondisi panik.

Warga langsung melakukan pencarian di dalam kolam bekas galian proyek tersebut. Setelah beberapa saat, tubuh korban ditemukan sekitar 10 meter dari bibir kolam dengan kedalaman kurang lebih dua meter.

“Korban ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sempat dibawa ke Rumah Sakit Awal Bros, namun nyawanya tidak tertolong,” ujar Kapolsek Batu Aji, AKP Raden Bimo Dwi Lambang, saat dikonfirmasi, Minggu.

Kapolsek membenarkan bahwa lokasi kejadian merupakan bekas galian proyek yang telah lama dibiarkan terbuka tanpa pagar pengaman maupun rambu peringatan. Padahal, area tersebut berada di dekat permukiman warga dan fasilitas publik.

Kasus serupa, kata Bimo, bukan kali pertama terjadi di Batam. Ia menyebut keberadaan kolam bekas galian proyek yang tidak diamankan menjadi ancaman serius, khususnya bagi anak-anak.

“Lokasinya sudah kami keruk airnya. Untuk pihak perusahaan, saat ini yang bersangkutan diketahui berada di luar negeri,” jelasnya.

Warga setempat mendesak pihak terkait segera menutup atau mengamankan seluruh lokasi bekas galian proyek di wilayah permukiman guna mencegah terulangnya kejadian serupa di kemudian hari.

Editor: Agung