ViVa

Sajak Sajak Muchid Albintani

ViVa

Upaya itu bukanlah kekalahan
walau hati mengerang tangis
tetes air mata air
menempel pada hijab hijau muda
nan menjuntai

Senyumnya yang meluka
pada siang menjelang sore itu
bukan sebuah pertanda perjalanan masih
jauh menyibak liuk ceruk luka
perih tak henti dari rencana panjang
yang sudah tertata

Lihat lah di taman hijau itu
kumbang lebah kupu belalang
bercengkerama menyambut
bunga bunga berguguran
memberi laluan pada lebah
menghisap madu

Di ujung sana singgah cecapung pun
bercengkrama tak ada rahasia ihwal
usaha silaturrahmi yang terbengkelai

Doa doa yang tak tembus langit disanggah
angin tautan embun mengeluh basah pada
pipih yang tak berair mata

Seperti tak mungkin menata kembali rajutan
silaturahmi sepihak dalam pepatah betepuk
sebelah tangan bagai bayangan tanpa cermin

Biarlah angin menghitungnya setiap usaha
berlangganan ketakberhasilan untuk tidak
mengganti menjadi sebuah kegagalan
dalam kemenangan buat ViVa.

Pekanbaru, Agustus 2023

Puteri Berhijab Hitam

Perempuan berhijab hitam selalu menginspirasi
menjadi guru motivasi dalam kegalauan
rindu yang merintih pedih mengiris hati pada
tahta menimbun ambisi ingin yang tak
tertahan tatkala berpapas-hadapan
wajah pintar sang putri berhijab hitam

Ketika aku memanggilnya Na
walau terkesan senyum sumringah,
terbersit penolakan. Lalu ku ubah
menyapanya Put terburailah butiran
permata bebatuan safir

Permata safir menyibak hakikat
akan altar nama diberi. Begitulah
seorang perempuan permata
hati kami hadir melengkapi
kebahagiaan dunia pun ukhrowi.
Itulah pertanda marwah
kasih dalam untaian permata safir.
Menjadi benar ketika berulang kali ku
menyapa dengan Na, namum puteri
berhijab hitam menolak. Ia berpesan
pada seorang sohib, agar jangan
memanggilnya Na.

Panggilan itu menghilangkan makna
pada butiran safir permata.
Maka menjadi sama manakala
beda usia selalu mengemuka untuk
mengatakan tak. Menjadi tak disangkal
tak itu jawaban yang mengganggu logika.
Lumrahnya asa rasa suka bukan itu.
Asa rasa suka itu manusiawi.
Rasa tak pernah berkompromi pada logika.
Maut jodoh rezeki itu misteri ilahi.

Itulah filosofisnya jika jodoh adalah rezeki.
Begitupun maut itu juga rezeki sebagai takdir
dari Yang Maha Kuasa. Jauhilah wasangka
logika tatkala rindu masih setia pada
tubuh yang bernafs.

Manakala dalam kesendirian melawan
sunatullah bertolak belakang dengan
sunah rasulullah lebih kejam daripada
purwasangka mengeluh atas nama
nasib menuju takdir.

Rasa rindu adalah iktibar dalam
membongkar misteri ilahi.
Menjadi kedoifan ketika kata tak
menjawab tak itu bagian melecehkan
martabat sebagai insanul kamil.

Pantun klasik memberi tuntunan
akan silaturrahmi rindu dalam nukilan:

“tuai padi antara masak
agar jangan layu layuan
intai kami antara tampak
jangan sampai rindu rinduan”
“tanjung katung airnya biru
tempat mandi nak dara jelita
duduk sekota saling dirindu
Inikan lagi jauh di mata”.

Pekanbaru, Agustus 2023

Kembang Tiga Tangkai

Telah kuserahkan ketulusan jiwa
melalui tiga tangkai kembang
rose pagi itu. Rose putih bermakna
kesucian asa rasa pada hasrat yang
terus menggelora. Pink jangan ditanya
apa maknanya khawatir dewi
kerinduan tersenyum sinis.
Merah jiwa yang membara
sebuah pertanda?

Rose putih, pink dan merah
tiga dalam satu hati kami
pada waktunya akan tiba.

Pekanbaru, Agustus 2023