J5NEWSROOM.COM, Batam – Sebagai bentuk memenuhi tingginya permintaan dan kebutuhan listrik, membuat PLN Batam terus berinovasi. Dimana hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan transisi energi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sesaui dengan Transformasi PLN.
Hal ini sekaligus menjadi salah satu upaya PLN Batam untuk turut berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global, antisipasi adanya perubahan iklim, dan komitmen mencapai Net Zero Emission di tahun 2060.
Hal tersebut diungkapkan Muhammad Irwansyah Putra, Direktur Utama PT PLN Batam disela-sela groundbreaking peluncuran Tunas Prima Industrial Estate (TPIE) dari Tunas Group yang menghadirkan konsep kawasan industri modern ramah lingkungan pada Selasa (19/9/2023) pagi.
“Sebagai wujud komitmen PLN Batam dalam mendukung Transformasi PLN dan penggunaan renewable energy, pada tahun 2022 lalu PLN Batam sudah meresmikan PLTS 1 MWp di Tanjung Uma,” tegasnya.
Untuk itu, tambahnya, Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan antara PLN Batam dengan kawasan Industri Tunas Group ini dilakukan untuk pengembangan solusi PV rooftop juga sudah dilakukan dengan beberapa Perusahaan besar di Batam.
Diantaranya sudah COD dengan PT Sat Nusa, Kapasitas 369 kWP yang sudah terpasang, MoU dengan PT Mc Dermott sebesar 6,2 MWP yang saat ini sedang proses konstruksi. Kemudian dengan PT Panasonic kapasitas 359 kWP saat ini prosesnya finalisasi PJBTL. Yang terbaru, adalah MoU dengan PT Sinergy Oil kapasitas 1,4 MWP pada Agustus lalu.
“Bagi PLN Batam, pengembangan energi baru terbarukan bukan semata pemenuhan target pemerintah menuju net zero emission tahun 2060, tetapi dilakukan sebagai tanggung jawab PLN Dalam transformasi energy menuju green energy,” tegasnya.
Terkait konsep smart green industrial park di Kawasan Industri Tunas Prima ini, tegasnya lagi, disejalan dengan Upaya PLN Batam guna mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip industri hijau sehingga dapat meningkatkan daya saing.
Smart green industrial park merupakan konsep pengembangan kawasan melalui transformasi digital dalam pengelolaan kawasan industri yang mendorong terciptanya kawasan industri hijau melalui pemanfaatan teknologi digital dan inovasi.
Pembangunan kawasan industri ini dimaksudkan untuk menangkap peluang investasi baik dari luar dan dalam negeri yang semakin berminat datang di Indonesia. Apalagi Indonesia bertekad untuk tidak mengeskpor bahan baku lagi.
“Dengan adanya smart green industrial park akan menciptakan dan menjaga iklim investasi yang kondusif di kawasan industri. Investasi yang dipersiapkan oleh pengelola kawasan industri tersebut turut meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia khususnya di ASEAN untuk menarik minat investor menanamkan modal,” terangnya.
Pihaknya juga berharap melalui Ground Breaking ini dapat meningkatkan hubungan baik dan optimalisasi kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah pihak yang dilandasi keinginan untuk bersinergi saling membantu dan memberikan dukungan.
Editor: Agung