J5NEWSROOM.COM, Jerussalem – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada bangsa Israel bahwa negaranya sedang dalam kondisi “berperang” melawan militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Komentar Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi merupakan pernyataan pertamanya sejak penguasa Hamas di Jalur Gaza melancarkan serangan besar-besaran dari beberapa penjuru terhadap Israel pada Sabtu (7/10) dini hari. Dia memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan “membayar harga yang belum mereka ketahui sebelumnya.”
“Kita sedang berperang,” kata Netanyahu. “Bukan sebuah ‘operasi’, bukan sebuah ‘putaran’, tetapi perang.”
Perdana Menteri juga memerintahkan militer untuk membersihkan kota-kota yang disusupi militan Hamas yang masih terlibat baku tembak dengan tentara Israel.
Hamas pada Sabtu (7/10/2023) menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan anggotanya untuk melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat. Hal itu merupakan sebuah unjuk kekuatan besar-besaran pada hari libur besar yang membuat Israel lengah.
Layanan ambulans Israel mengatakan sedikitnya 40 warga Israel tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam serangan Hamas. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 198 warga Palestina tewas dalam serangan udara ketika bom menghantam Kota Gaza, menimbulkan awan asap hitam yang membubung ke langit.
Militer Israel melancarkan serangan terhadap target di Gaza sebagai respons atas lebih dari 2.000 roket yang membuat sirene serangan udara berbunyi terus-menerus hingga ke utara, sejauh Tel Aviv dan Yerusalem. Israel mengatakan pasukannya terlibat dalam baku tembak dengan militan Hamas yang menyusup ke Israel di setidaknya tujuh lokasi. Para tentara tersebut menyusup melintasi pagar pemisah dan bahkan masuk ke Israel melalui udara dengan menggunakan paralayang, kata militer.
Hamas mengatakan, serangan itu didorong oleh peningkatan gempuran Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel. Pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammed Deif, mengumumkan dimulainya apa yang disebutnya sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa.”
“Cukup sudah,” katanya dalam pesan yang direkam, sambil meminta warga Palestina dari Yerusalem timur hingga Israel utara untuk bergabung dalam perjuangan. “Hari ini rakyat kembali melakukan revolusi.”
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan bahwa Hamas telah melakukan “kesalahan besar” dan berjanji bahwa “negara Israel akan memenangkan perang ini.”
Sementara itu, warga Gaza segera bergegas membeli perbekalan untuk mengantisipasi konflik yang akan terjadi di hari-hari mendatang. Beberapa orang memilih mengungsi dari rumah mereka, menuju tempat perlindungan.
Utusan perdamaian Timur Tengah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tor Wennesland mengutuk serangan terhadap Israel itu, dan memperingatkan dalam sebuah pernyataan: “Ini adalah jurang yang berbahaya, dan saya mengimbau semua orang untuk mundur dari jurang tersebut.”
Insiden tersebut juga menuai kritik dari Washington dan negara-negara Barat lainnya.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyerukan “penghentian segera kekerasan antara Israel dan Palestina,” kantor berita negara melaporkan.
Sementara kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan operasi tersebut merupakan “tanggapan yang menentukan terhadap pendudukan Israel yang terus berlanjut dan merupakan pesan kepada mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel.”
Seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengucapkan selamat kepada Hamas atas serangan tersebut.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah