J5NEWSROOM.COM, Jakarta – PT Food Station Tjipinang Jaya melalui bendera bisnis Rice Plant Cipinang (RPC), setiap bulan memasok 70 ton beras premium ke reatil modern di Kota Batam.
Demikian ungkap PPIC FC PT Food Station Tjipinang Jaya, Pramitadi Wirariyo saat menerima kunjungan rombongan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri, Rabu (15/11/2023) di Jakarta Timur.
Perusahaan yang dikelola BUMD Pemprov DKI Jakarta itu, setiap bulannya selalu bervariasi jumlah pasokan beras premium ke Batam. Namun demikian, jika dirata-rata ada sekitar 70 ton pengiriman ke Batam, tergantung dari PO atau permintaan dari ritel tersebut.
“Setiap bulan kita kirimkan ke Batam dan jumlah rata-rata sebulannya 70 ton. Biasanya mereka sudah kirim PO jika stok sudah mulai menipis,” ungkap Pramitadi Wirariyo.
Selain komiditas beras, kata Pramitadi, PT Food Station Tjipinang Jaya juga melakukan pengiriman gula ke Batam dengan jumlah sekitar 20 ton per bulan.
“Batam menjadi sasaran tujuan pengiriman kita, selain kota-kota lainnya di seluruh Indonesia. Dan pendistribusian beras ini sudah dilakukan sekitar 3 tahun hingga saat ini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi Daerah BI Kepri, Miftahul Choiri, menegaskan kunjungan kerja di Rice Plant Cipinang milik PT Food Station Tjipinang Jaya ini terbilang disengaja guna melakukan studi guna mendapatkan insight dan impact positif bagi TPID Provinsi Kepri, sekaligus dalam rangka belajar tentang pengelolaan BUMD khususnya yang terkait dengan program ketahanan pangan.
“Melalui kunjungan kerja ini, diharapkan mendapatkan masukan guna mendukung dan menjaga program ketahanan pangan dan pengendalian inflas. Semoga bisa kita Implementasikan nantinya,” tegasnya.
Dalam kunjungan ini, seluruh rombongan diajak berkeliling (plant tour) untuk melihat proses produksi di Rice Plant Cipinang, mulai dari QC bahan baku sampai proses produksi dan distribusi yang dilakukan food station.
Bahkan rombongan terlihat kagum dan memberikan apresiasi atas pengelolaan yang baik dan profesional oleh food station yang menurut mereka seperti korporasi swasta besar di Indonesia.
Editor: Agung