Oleh Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana
“SARAN saya syukuri dan nikmati pensiun sebagai jenderal bintang dua. Perbanyak aktivitas sosial, berkumpul sama keluarga juga saudara-saudara dan teman-teman. Sebaiknya tidak usah ikut partai politik karena tidak berpengalaman di bidang itu,” tegas saya kepada seorang jenderal purnawirawan.
Teman akrab saya itu baru beberapa bulan lalu pensiun. Selama 35 tahun bertugas pernah mendapat amanah pada jabatan strategis termasuk di luar negeri.
Senin tadi malam (20/11/2023) tiba-tiba teman itu telepon. Dari nadanya, saya bisa merasakan kegalauannya. Ingin mencari aktivitas yang positif untuk mengisi waktunya selama pensiun.
“Kang Aqua, saya kan baru beberapa bulan pensiun. Saya mohon masukan, sebaiknya saya bergabung di nomor satu, dua, atau tiga. Di semua pendukung calon presiden itu ada teman saya. Mohon sarannya,” ujar teman itu.
Saya dengan sabar menyimak semua yang disampaikannya. Selesai teman saya bicara, baru saya memberi tanggapan.
Perbanyak Silaturahim
Paling mendasar yang saya tanyakan, setelah 35 tahun bertugas dan kini pensiun, apa yang mau dicari? Apakah ingin tetap bekerja atau mau mengisi waktu dengan hal-hal menyenangkan? Menikmati kebebasan dan kemerdekaan. Atasan satu-satunya hanya TUHAN.
Itu seperti yang saya nikmati 18 tahun terakhir. Atasan satu-satunya hanya TUHAN. Bebas ke mana saja dan melakukan apa saja. Tetap mendapat penghormatan dari semua orang yang berkomunikasi dengan saya. Padahal saya hanya rakyat biasa. Tidak ada embel-embel yang lain.
Saran saya agar teman itu memperbanyak silaturahim ke saudara-saudara dan teman-temannya. Aktivitas itu jauh lebih baik dan sesuai anjuran agama.
Selalulah berinteraksi dengan orang-orang yang berpikiran dan berbuat positif. Konsisten melakukannya, sehingga ikut merasakan dampaknya dan terus melaksanakan hal serupa. Berhentinya kalau sudah meninggal.
Saya kemudian mengingatkan bahwa di antara banyak seniornya yang memilih jalur politik setelah pensiun, hanya sedikit yang berhasil. Sebagian besar gagal karena jiwanya bukan di sana.
Dengan tidak ikut berpolitik maka hubungan dengan semua orang tetap terjaga dengan baik. Itu terjadi karena bersikap netral, tidak berpihak ke salah satu calon presiden.
Kondisinya berbeda jika ikut salah satu partai politik. Sedikit banyak komunikasinya terganggu dengan teman-teman yang berbeda pilihan. Bahkan ada yang menganggap sebagai lawan. Padahal selama puluhan tahun sama-sama berjuang dengan kawan-kawannya tersebut.
Tiga Jenderal Purnawirawan Tidak Berpolitik
Kepada teman itu saya beri contoh tiga jenderal purnawirawan bintang tiga yang setelah pensiun sama sekali tidak ikut politik. Padahal ketiga jenderal yang merupakan teman akrab saya itu semasa masih bertugas, karena tugas dan tanggung jawabnya, dekat dengan partai politik.
Pertama adalah Letjen TNI Purn Marciano Norman. Sudah dua periode menjabat sebagai Ketua Umum KONI Pusat. Jenderal kharismatik yang mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu sama sekali tidak bergabung ke salah satu partai politik. Menikmati mengembangkan olahraga prestasi di tanah air. Konsisten melakukannya dan sukses.
Kedua adalah Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Letjen TNI Purn Doni Monardo. Sejak pertama kali saya kenal pada 2009 hingga sebelum sakit, sama sekali tidak tertarik setiap saya ajak bicara politik. Kondisinya berbeda ketika ngobrol tentang lingkungan terutama tumbuh-tumbuhan. Bisa betah selama berjam-jam dan selalu antusias.
Ketiga adalah mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Purn Suhardi Alius. Tahu banyak tentang politik namun sama sekali tidak tertarik untuk bergabung di partai politik. Suhardi sangat menikmati pensiunnya sebagai komisaris di beberapa perusahaan besar.
Hebatnya, saat pensiun membangun dua masjid di kampungnya di Solok, Sumatera Barat. Kedua masjid itu diberi nama kedua orang tuanya yang telah meninggal. Melengkapi lima masjid yang telah lebih dulu dibangunnya sejak jadi Kapolres Metro Depok.
Marciano, Doni, dan Suhardi meski sudah pensiun tetap dihormati banyak orang. Walau mereka tidak ikut partai politik. Bahkan saya beberapa kali melihat langsung penghormatan kepada mereka, sama seperti saat mereka masih aktif bertugas.
Setelah menyimak semua yang saya sampaikan, teman yang selalu dekat sama semua jajarannya saat bertugas itu, merasa lega dan puas. Seluruh masukan saya akan didiskusikan dengan keluarganya sekaligus minta dukungan mereka.
“Saya ingin seperti Kang Aqua. Teman-temannya banyak dan dimana-mana. Hampir setiap hari keliling Indonesia bahkan jalan-jalan ke puluhan negara,” ucapnya. Alhamdulillah…
Dari Lounge Garuda Indonesia Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, menjelang naik pesawat, saya ucapkan selamat berusaha secara konsisten menjadi diri sendiri dengan atasan satu-satunya hanya TUHAN.
Salam hormat buat keluarga. 15.45 21112023.*