Oleh Swary Utami Dewi
SIAPA yang tidak kenal dia. Sosok ini mampu menggetarkan saat berbicara, bisa menggugah saat berwacana.
Para aktivis seperti saya, biasa memanggilnya Abang. Bagi kami di PRODEM dan Indemo, dia salah satu sosok yang sangat dihormati, selain Bang Hariman Siregar tentunya. Sosok besar ini begitu rendah hati. Dia mudah dijangkau, tidak berjarak. WA selalu dibalas. Kadang juga beliau bisa menelepon menanyakan sesuatu.
Setiap acara mengenang peristiwa Malari dan ulang tahun Indemo, yang digelar rutin setiap tanggal 15 Januari (kecuali saat pandemi), Bang Rizal hampir pasti hadir.
Jika beliau datang di kegiatan aktivis, maka ia menjadi serbuan teriakan kami.
Abaaang.
BACA JUGA: Anak Muda, Musamus dan Sota: Catatan Perjalanan Papua Selatan
Maka dengan girang aku dan kawan-kawan heboh berfoto dengan Bang Rizal. Dan dia selalu terkekeh melihat sikap bahagia kami.
Abang, sebentar lagi 15 Januari. Kita seharusnya berkumpul lagi bersama-sama. Tapi kali ini Abang tidak akan ada secara fisik. Tapi semangat dan daya juang Abang pasti selalu hadir.
“Sang Rajawali itu telah mengangkasa jauh. Dia tidak akan kembali lagi”.
Berpulanglah ke pangkuan Ilahi dengan tenang, Abang.
Semua akan baik-baik saja.
Selamat jalan Rajawali.
Jakarta, 2 Januari 2024
Penulis adalah anggota TP3PS serta Pendiri NARA dan KBCF dan Climate Leader Indonesia