Refleksi Rajab, Bulan Mulia dan Pentingnya Persatuan Umat

Nai Ummu Maryam

Oleh Nai Ummu Maryam

TIDAK terasa umat Islam berada di penghujung Bulan Rajab 1445 Hijriyah yang mulia ini. Pintu keberkahan menuju Bulan Sya’ban dan Ramadan begitu hangat dirasakan. Namun, sebelum memasuki dua bulan yang mulia berikutnya, ada baiknya jika kita merefleksi atau bercermin dari sejarah masa lalu yang pernah terjadi selama Bulan Rajab.

Penulis akan mengurai beberapa sejarah penting pada masa lalu yang terjadi pada umat Islam selama Bulan Rajab. Hal ini dilakukan agar umat Islam lebih bersemangat mengenal agamanya, lebih taat dalam beribadah, dan sadar untuk berdakwah demi melanjutkan kehidupan Islam.

Ternyata, ada sejarah yang luar biasa bagi umat Islam yang pernah terjadi di Bulan Rajab. Pertama, pecahnya Perang Badar bermula dari Bulan Rajab, kemudian puncak peperangan berada pada Bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah. Kemenangan besar telah diraih umat Islam, yang pada masa itu hanya membawa sekitar 300 orang lebih pasukan untuk melawan pasukan Kafir Quraisy yang berjumlah 1000  pasukan. Kafir Quraisy dipukul mundur dan kalah telak.

Kemudian di tahun ke-5 kenabian, merupakan proses pertama kalinya umat Islam hijrah. Di sini ada beberapa dari kaum muslimin yang siap hijrah ke Habasyah (Ethiopia).

Lalu, ada sejarah Perang Tabuk. Yakni perang di mana umat Islam akan siap melawan Pasukan Romawi. Atas pertolongan Allah SWT, pasukan Romawi sangat ketakutan melihat pasukan Rasulullah yang gagah dan berani. Akhirnya pasukan Romawi mundur dan merasa ciut sebelum peperangan dimulai.

Setelahnya, di tahun ke 10 Hijriah yakni adanya peristiwa besar bagi umat Islam yakni Isra’ dan Mi’raj. Rasulullah menjemput langsung perintah salat dan dikukuhkan oleh Allah Swt. sebagai pemimpin seluruh umat manusia.

Pun, tak kalah ketinggalan ada sebuah momen yang terjadi di Bulan Rajab, yakni peralihan kiblat kaum muslimin dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram. Di mana menurut Imam Ahmad dari Ibnu Abbas peralihan kiblat ini terjadi setelah enam belas atau tujuh belas bulan saat Rasulullah hijrah ke Madinah.

Di Bulan Rajab yang penuh kemuliaan para sahabat juga banyak menaklukkan wilayah (futuhat) demi tegaknya Islam di seluruh penjuru dunia. Seperti pembebasan Kota Damaskus oleh Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah RA. dan Khalid bin Al-Walid RA.

Dan tidak kalah hebatnya, ada sosok Salahuddin Al-Ayyubi yang telah berhasil melanjutkan penaklukkan Umar bin Khattab untuk merebut kembali Baitul Maqdis (Palestina). Salahuddin Al-Ayyubi berhasil memukul mundur pasukan tentara Salib tepatnya pada 28 Rajab 583H/2 Oktober 1187M.

Tidak ketinggalan, di Bulan Rajab juga ada sejarah yang membuat pilu, yakni telah runtuhnya Khilafah Islam (sistem pemerintahan Islam) yang berakhir dengan dihapusnya Kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Keruntuhan ini dipelopori oleh antek penjajah Mustafa Kamal yang telah menghapus syariat Islam secara perlahan. Hasilnya umat Islam sampai detik ini sangat jauh dari syariat Islam.

Petikan Hikmah

Dari beberapa sejarah yang telah penulis paparkan, alangkah baiknya kita sebagai umat Islam memiliki kesadaran bahwa kita adalah umat yang hebat yang pernah menorehkan sejarah emas dalam perjalanan peradaban manusia.

Persatuan umat adalah momentum penting bagi kita bangkit dari keterpurukan. Lihatlah, keterpurukan ini makin menjalar, mulai dari moral dan adab yang kian hancur, ekonomi, sosial, budaya bahkan hukum yang sulit untuk mendapatkan keadilan.

Sejatinya kita tidak disatukan karena kesamaan suku, wilayah, bahkan negara. Namun, kita disatukan karena adanya ikatan yang kuat yakni ikatan akidah.

Mari, kita jadikan momentum akhir Rajab sebagai refleksi agar lebih taat dan bersemangat menjalankan syariat Islam. Kemajuan peradaban Islam sejatinya dimulai dari umat Islam sendiri yang siap taat kepada Sang Penciptanya yakni Allah SWT.

Wallahu’alam

Penulis adalah Aktivis Dakwah Bermestautin di Batam