J5NEWSROOM.COM – Setiap Jumat siang, sejumlah anak muda di Kota Arlington, Virginia, berkumpul untuk makan-makan sambil membuka laptop dan mendiskusikan berita lokal.
Kristen Clark, direktur hubungan masyarakat Arlington Independent Media, mengatakan, “Di sini, di Arlington, beberapa masalah terbesar yang memengaruhi masyarakat kami terjadi di sekolah menengah atas. Dari masalah senjata api di lingkungan sekolah hingga, opioid, terutama kesehatan mental remaja yang menjadi masalah besar, hingga hak anak-anak trans.”
Anak-anak itu adalah bagian dari Arlington Independent Media, lembaga nirlaba yang menyediakan pelatihan jurnalistik sekaligus sumber berita lokal.
“Kami menghubungi anak-anak yang tertarik menulis, yang tertarik pada bidang multimedia, juga mereka yang tertarik pada pemerintahan dan politik. Selain itu, anak-anak yang berkomunikasi dalam bahasa asing di rumah mereka. Filosofinya adalah semua orang punya kisah untuk diceritakan,” lanjutnya.
Dalam rapat editorial mingguan, mereka mendiskusikan siapa saja yang akan mereka wawancara dan apa yang menjadi fokus liputannya. Salah satu peserta pelatihan jurnalistik itu, Coral De la Cruz-Novey, sedang meliput cerita tentang sebuah ekosistem yang hanya bisa ditemukan di Arlington dan beberapa lusin tempat lain di dunia.
“Saya sedang meliput rawa magnolia, yang merupakan sumber daya lahan basah yang langka. Tapi banyak orang yang tidak tahu,” jelasnya.
Coral bergabung dengan lembaga nirlaba tersebut musim panas lalu. Ia mengatakan, meliput isu-isu lokal membuatnya memahami berbagai sudut pandang.
Sementara peserta lainnya, Razi Ferguson, mengatakan prakarsa tersebut memberinya ruang aman untuk berkolaborasi. “Program ini membuat saya menyukai jurnalisme dengan cara yang belum pernah saya alami sebelumnya, karena saya merasa nyaman, aman, dan merasa saya bisa maju dan mempelajari banyak hal,” komentarnya.
Suara mereka juga bisa didengar dalam Arlington Amp, podcast yang mereka produksi sendiri.
Salah satu yang terlibat adalah Cody Finnegan, yang masih duduk di bangku SMA. Bukan hanya meliput, Cody juga berusaha memecahkan rekor dunia lewat liputannya.
“(Untuk memecahkan rekor) waktu tercepat dalam mengunjungi seluruh stasiun kereta metro di wilayah D.C.. Rekor yang ada sekarang adalah delapan jam dan saya akan membuat usaha memecahkan rekor ini sebagai tema episode podcast Arlington Amp berikutnya, mudah-mudahan,” sebutnya.
Sayang, catatan waktu Finnegan ternyata selisih lima menit dari rekor dunia yang ingin dipecahkan, tapi mereka tetap menggunakan liputan tersebut untuk melaporkan isu kesenjangan anggaran metro dan keterlambatan jadwal kereta.
“Saya rasa ketika Anda melihat anak-anak muda terlibat dalam hal-hal yang penting secara lokal di sini, itu seolah mengingatkan kita bahwa ‘Mungkin saya harus lebih banyak mengobrol dengan tetangga saya,’” imbuh Kristen Clark
Dengan meliput berita yang terjadi di komunitas mereka sendiri, anak-anak muda yang tergabung dalam Arlington Independen Media bisa melihat sendiri dampak jurnalisme lokal yang mereka produksi.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung