Menlu Retno Bantah Evakuasi WNI dari Gaza Dibantu Israel

FILE – Abdillah Onim, pegiat kemanusiaan asal Indonesia bersama istri dan ketiga anaknya, di Kairo, Mesir, setelah berhasil dievakuasi dari Gaza via Rafah, 2 November 2023. (Foto: KBRI Kairo)

J5NEWSROOM.COM – Setelah pekan lalu mengklaim sudah ada kesepakatan dengan Indonesia untuk menormalisasi hubungan dalam konteks ekonomi, Israel minggu ini mengaku membantu proses evakuasi delapan warga Indonesia dan dua perempuan Palestina keluar dari Jalur Gaza akhir tahun lalu.

Dua berita itu sangat sensitif karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Kedelapan warga Indonesia yang berhasil dievakuasi dari Gaza yaitu Abdillah Onim beserta tiga anaknya dan istrinya orang Palestina; juga Muhammad Husein bersama dua anaknya dan istrinya wanita Palestina, serta relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Farid Zanzabil al-Ayubi.

Dalam laporan terbaru Jewish Insider, dikatakan bahwa atas perintah Penasihat Presiden Indonesia Andi Widjajanto, maka Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengirim pesan WhatsApp kepada Joey Allaham, pelobi Israel sekaligus pengusaha tinggal di Kota New York, Amerika. Pesan itu berisi daftar nama keluarga Onim dan Husein untuk dievakuasi dari Gaza. Komunikasi antara Judha dengan Allaham ini berlangsung sejak 12 Oktober.

Jubir Kemlu: Proses Evakuasi Murni Misi Kemanusiaan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal dengan tegas membantah laporan itu. Iqbal mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggunakan kedekatan pribadi dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Muhammad bin Abdurrahman al-Thani dan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry untuk memastikan agar warga Indonesia akan dievakuasi sudah masuk dalam daftar.

Dalam proses evakuasi itu, Kementerian Luar Negeri berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan mereka. “Proses evakuasi ini sepenuhnya misi kemanusiaan yang tidak ada kaitannya dengan isu normalisasi hubungan (dengan Israel) atau isu politik apapun,” tegas Iqbal.

Lebih jauh Iqbal menggarisbawahi bahwa perlindungan warga Indonesia merupakan kewajiban negara dan prioritas politik luar negeri Indonesia. “Posisi politik Indonesia mengenai Palestina sudah tegas, jelas, dan konsisten, yaitu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.”

Pengamat: Israel akan Menggunakan Momentum Apapun

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah menjelaskan Israel akan selalu menggunakan momentum sekecil apapun untuk membuktikan Israel memiliki hubungan dengan Indonesia.

Bahkan baru-baru ini, lanjutnya, Andi Widjajanto, yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, datang berkunjung ke Israel dan melangsungkan pertemuan dengan sejumlah pejabat Israel. Jewish Insider merilis fotonya bersama Menteri Luar Negeri Israel saat itu Eli Cohen dan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Ronan Levi.

“Tentunya ini meningkatkan rangking Israel di hadapan negara-negara Arab yang tahu persis Indonesia tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik sama Israel, sampai terlahir negara Palestina,” ujarnya.

Ditambahkannya, biasanya kalau ada kontak dengan Israel dalam misi kemanusiaan, akan dilakukan oleh Palang Merah Indonesia. “Pemerintah Indonesia sangat hati-hati sekali, tidak mau gesture apapun yang ditafsirkan secara salah karena bisa berdampak terhadap kredibilitas pemerintah di mata rakkyat,” ujarnya.

Pengkondisian Warga Indonesia?

Reza menilai klaim Israel membantu proses evakuasi warga Indonesia dari Gaza sebagai hal yang terlalu dilebih-lebihkan, karena Israel tahu persis pemerintah Indonesia tidak boleh berhubungan dengan pemerintah Israel.

“Tidak mungkin terjadi kontak karena dalam undang-undangnya menyatakan itu, tidak boleh ada symbol-simbol negara dalam berhubungan dengan Israel dalam urusan apapun. Kalaupun ada itu kelompok swasta. Kelompok swasta barangkali dunia usaha, Palang Merah Indonesia, tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki jaringan dengan Israel,” kata Rezasyah.

Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan Indonesia meminta bantuan negara ketiga yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.

Rezasyah menilai munculnya kembali berita soal proses normalisasi Indonesia-Israel adalah upaya untuk mengkondisikan masyarakat Indonesia tentang potensi hal itu, bahwa kalau pun hubungan diplomatik resmi tidak terjalin, namun akan ada pembukaan kantor pariwisata atau kantor dagang.

Relawan MER-C Farid Zanzabil al-Ayubi berhasil dievakuasi dari Gaza pada Desember tahun lalu. Sebulan sebelumnya, Onim sekeluarga dan Husein bersama keluarga juga lebih dulu dikeluarkan dari Gaza.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung