Oleh Dahlan Iskan
SAYA tinggal pergi ke Buraydah sebentar saja Donald Trump sudah melejit begitu jauh: sudah memastikan diri jadi calon presiden dari Partai Republik.
Anda sudah lebih dulu tahu: Selasa lalu Trump memperoleh suara melebihi batas minimal: 1.215. Ia sudah dapat 1.240 lebih. Terakhir didapat dari empat negara bagian: Washington, Hawaii, Mississippi dan Georgia.
Seru. Rematch: lawan Joe Biden lagi. Kali ini semua jajak pendapat sama: Trump unggul jauh. Biden dianggap terlalu tua. Slow. Kalau ia terpilih umurnya sudah 86 saat mengakhiri masa jabatan kelak.
Trump juga tua. Tapi lebih kelihatan “jagoan”, lambang arogansi Amerika.
Sebenarnya, tua-tua, Biden hebat. Hasil kerjanya yang paling nyata: Biden bisa menghindarkan Amerika dari resesi ekonomi –membalik ramalan sebagian besar ahli ekonomi.
Menjelang Pemilu November depan Biden juga akan mengandalkan “bansos”: ia berhasil mendapat persetujuan parlemen untuk proyek pembangunan yang merata di semua negara bagian. Terutama wilayah yang ia kalah di Pemilu lalu. Inilah proyek terbesar, terbanyak, dan termerata. Mulai dari membangun jembatan, perbaikan jalan sampai rehabilitasi banyak bandara. Trump pernah “ngomel” bahwa infrastruktur di Amerika sudah seperti di negara berkembang –dengan nada iri atas apa yang dilakukan Tiongkok.
Trump memang seorang petarung. Mungkin Prabowo juga begitu –empat kali nyapres: akhirnya terpilih juga.
Padahal Trump dirundung begitu banyak perkara. Mulai dari seserius melanggar konstitusi sampai urusan pegang-pegang dua bukit terlarang.
Semuanya ia hadapi dengan kepala mendongak. Utamanya dengan jalan mengulur waktu sebisanya.
Perkara yang sudah diputus baru satu: yang pegang-pegang itu. Trump dihukum membayar ganti rugi sampai USD 83 juta.
Itu pun ia masih naik banding.
Di Amerika seseorang yang sudah dijatuhi hukuman tetap harus melaksanakan putusan itu sambil menunggu putusan banding.
Maka Trump harus membayar Jean Carroll USD 83 juta. Batasnya hanya satu bulan. Tanpa pembayaran itu haknya untuk naik banding hilang.
Trump penuhi putusan hakim itu. Sebagai petarung sejati ia tidak mau keluar uang. Ia kontak perusahaan asuransi. Dapat.
Federal Insurance Company: anak perusahaan, Chubb Group.
CEO perusahaan itu dekat dengan Trump: Evan Greenberg. Ia pernah diangkat Trump sebagai salah satu penasihat ekonominya.
Perusahaan asuransi itulah yang menjamin Carroll pasti dibayar kalau putusan akhir pengadilan memang memenangkannyi.
Nilai jaminan tersebut 110 persen dari yang diputuskan pengadilan: menjadi 90 juta. Kecil bagi perusahaan asuransi tersebut.
Greenberg pun jadi sorotan. Tapi ia cuek. Katanya: ini bisnis biasa. Untuk mengeluarkan jaminan tersebut ada agunan yang cukup. Perusahaan asuransi juga mendapat premi bagus: 9 persen.
Betapa lihai Trump.
Di perkara lainnya Trump masih bertarung keras. Yang di Georgia itu –soal pelanggaran UU Pemilu– Trump sudah dapat keringanan. Hakim membuat putusan sela: enam tuduhan jaksa dinyatakan gugur. Tuduhannya kurang rinci. Misalnya soal pelanggaran sumpah jabatan.
Memang masih ada 41 tuduhan lainnya yang bisa terus jalan, tapi proses peradilannya tidak bisa cepat.
Status Trump pun sudah berubah. Sudah pasti calon presiden –meski belum resmi. Bukan capres biasa pula: capres yang di atas angin.
November sudah Pilpres. Tanpa sirekap pun hari itu juga hasilnya sudah bisa diketahui. Trump presiden terpilih. Keadaan pun akan berubah drastis.
Amerika pun akan berubah arah lagi. Perubahan yang menyenangkan, mungkin, perang di Ukraina langsung selesai. TikTok boleh lagi beroperasi di Amerika.
Sedang hubungan dengan Tiongkok mungkin masih sulit atau tambah sulit. Sekarang saja tokoh Republik di parlemen sudah menambah lagi daftar barang dari Tiongkok yang harus dilarang.
Seperti juga drone dan kamera, barang yang disebut terakhir ini juga dianggap membahayakan keamanan nasional Amerika.
Maka barang ini juga harus dilarang masuk ke Amerika: bawang putih.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia