J5NEWSROOM.COM, Malang – Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Dr Bobby Prabowo mengungkapkan, dugaan ratusan korban berjatuhan dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Menurutnya, berdasarkan pengamatan, korban yang dievakuasi ke RSUS Kanjuruhan mayoritas karena trauma, terinjak, kemudian juga ada yang sesak napas.
“Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang-orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi,” ungkapnya saat ditemui, Minggu (2/10/2022).
Trauma di Bagian Kepala dan Dada Namun, Bobby merekomendasikan perlunya adanya kajian-kajian mendalam tentang penyebab utama mengenai kematian dari korban- korban tersebut.
“Itu kompilasi. Jadi gangguan pernafasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang kita nanti yang dibuktikan di dalam pemeriksaan,” tegasnya.
Bobby mengatakan saat ini tim kepolisian tengah melakukan uji laboratorium forensik.
Hasil uji laboratorium itu nantinya akan menjadi data untuk menyelidiki dugaan penyebab kematian tersebut.
“Nanti kalau sampai kajian-kajian ada tim nya sendiri, kita hanya memberikan data-data dari hasil pemeriksaan korban di rumah sakit kami,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu korban selamat dalam tragedi itu, Riyan Dwi Cahyono (22) warga asal Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar memgalami patah tulang di bagian tangan kanan. Hal itu akibat pihaknya jatuh saat penonton kalang kabut keluar stadion, di tengah adanya tembakan gas air mata.
“Setelah jatuh, saya terinjak-injak supporter lain, sampai saya mengalami patah tulang. Saat itu, saya berada di tribun timur,” katanya.
Di tengah tembakan gas air mata itu, pihaknya mengalami sesak napas. Beruntungnya ia segera terevakuasi ke tempat yang lebih aman, hingga nyawanya pun selamat.
“Waktu itu sebenarnya saya bersama teman perempuannya. Namun, ia tidak tahu di mana keberadaannya hingga saat ini, pascapihaknya terjatuh dan terinjak-injak,” pungkasnya.
Sumber: Kompas.com
Editor: Saibansah