J5NEWSROOM.COM, Bintan – Warga Kampung Bugis, Kelurahan Tanjunguban Utara, Kecamatan Bintan Utara mengeluhkan pembuangan sampah sembarangan.
Warga mengkhawatirkan, akibat dari tumpukan sampah yang dibuang sembarangan itu akan menjadi sumber berbagai jenis penyakit dan menjadi sarang nyamuk dan lalat. Ironisnya hal tersebut tidak jauh dari pemukiman masyarakat.
Kondisi di lokasi terlihat, berbagai jenis sampah dari rumah tangga, berupa plastik dan botol air mineral, menjadi pemandangan aneh, mengingat sampah menumpuk dengan ketebalan hingga 50 sentimeter. Lokasi yang berada belakang MTs Attaqwa itu, sudah menimbulkan bau tidak sedap.
Salah seorang warga RT 001 RW 001 Kampung Bugis, Aisyah, Kamis (20/6/2024) mengatakan, dirinya sudah lama menetap sejak 2015. Saat itu, lingkungan masih sangat bersih. Namun sejak beberapa tahun terakhir sampah dibuang tidak jauh dari pemukiman warga.
“Sejak sekitar tiga bulan lalu, baru terasa bau dari sampah yang membuat kurang nyaman apa lagi ditambah muncul nyamuk dan lalat hijau. Bahkan saat ini iustru takut membuka pintu rumah, karena nyamuk dan lalat langsung masuk rumah,” ungkapnya.
Bahkan, Aisyah bersama keluarga harus tidur dengan penutup kelambu. Agar terhindar dari nyamuk dan lalat. Karena tumpukan sampah hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya, dikhawatirkan juga apa bila terus berlanjut air pun akan tercemar, apa lagi posisi sampah berada lebih tinggi. Karena kebutuhan air memang dari sumur.
Dia berharap, kepada pemerintah setempat bisa membuang sampah tidak terlalu dekat dari pemukiman. Karena sangat beresiko bagi kesehatan warga yang ada disekitarnya.
Hal yang sama ditambahkan oleh Rara, yang mengeluhkan tumpukan sampah yang dibuang sembarangan. Bahkan menurutnya, sampah justru ada yang dibuang di lokasi seperti rawa.
“Dalam sehari bisa 10 truk membawa sampah rumah tangga yang masuk ke lokasi. Sampah kemudian dibuang sembarangan di lokasi. Padahal sampah harus dibuang ke TPA yang resmi,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Kepala MTS Attaqwa Sujarno kepada wartawan mengakui, banyak lalat semenjak adanya pembuangan sampah tersebut. Belum lagi debu dari lalu lalang mobil truk pengangkut sampah.
Selain itu, muatan sampahnya sebagian jatuh ke jalan dan tidak diambil atau dibersihkan. Notabenenya, jalan yang dilalui truk-truk tersebut merupakan akses jalan siswa MTs Attaqwa.
“Kita tidak mempersoalkan lahan itu digunakan untuk akses. Hanya, kalau kondisi jalan mulai rusak, bisa diperbaiki bersama-sama,” keluhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bintan Nepy Purwanto, kepada wartawan, terkait hal tersebut sudah berkoordinas dengan bidang yang menangani hal ini. Dari koordinasi itu, dia mengatakan, ada warga yang meminta sampah dibuang di lokasi tersebut, untuk pupuk.
Diakuinya, sampah yang dari Tanjunguban seharusnya dibawa ke TPA di Kijang, karena Tanjunguban tidak memiliki TPA. Terkait hal ini, dia mengatakan, akan membahasnya lagi untuk dicarikan solusi.
Editor: Agung