J5NEWSROOM.COM, Lebanon – Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon melaporkan bahwa posisinya telah terkena tembakan dari Israel, yang mengakibatkan dua anggota pasukan penjaga perdamaian terluka dan fasilitas mereka rusak.
Dua anggota tersebut terluka setelah sebuah tank Israel menembaki menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura. Kedua korban berasal dari Indonesia, yang juga dikonfirmasi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB, Arrmanatha Nasir.
Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, mengungkapkan bahwa insiden ini sangat memprihatinkan, menekankan bahwa semua pihak harus menghormati dan melindungi pasukan penjaga perdamaian. Ia juga menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap Resolusi PBB 1701 dan hukum humaniter internasional. Tenenti menambahkan bahwa penembakan tersebut merusak kendaraan dan sistem komunikasi UNIFIL.
Dia mendesak semua pihak untuk melakukan gencatan senjata, dengan menegaskan bahwa tidak ada solusi militer; satu-satunya jalan adalah melalui politik dan diplomasi.
Sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian PBB dari 50 negara beroperasi di Lebanon selatan untuk melaksanakan Resolusi PBB 1701, yang ditetapkan setelah perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menanggapi situasi ini dengan menyatakan bahwa Israel fokus pada upaya memerangi Hizbullah dan akan terus berkoordinasi dengan UNIFIL. Dia merekomendasikan agar UNIFIL pindah lima kilometer ke utara untuk menghindari bahaya di tengah meningkatnya ketegangan.
Sementara itu, pelayat berkumpul untuk memakamkan seorang wanita Israel yang tewas dalam serangan roket dari Lebanon. Pemakaman berlangsung di Beersheba, Israel selatan, setelah serangan di Kiryat Shmona menewaskan wanita tersebut, pasangannya, dan tiga anjing mereka.
Hizbullah telah meluncurkan ratusan roket ke Israel dalam beberapa hari terakhir, sementara Israel meningkatkan serangan udaranya di Lebanon. Meskipun sebagian besar roket dicegat atau jatuh di area terbuka, serangan tersebut semakin sering dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Serangan Hizbullah meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu ketegangan lebih lanjut antara kelompok-kelompok ini dan Israel.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah