J5NEWSROOM.COM, Malaysia meminta perusahaan-perusahaan China untuk tidak memanfaatkan Malaysia sebagai perantara untuk mengubah produk demi menghindari tarif Amerika Serikat, ujar Wakil Menteri Perdagangan Malaysia pada hari Senin, di tengah ketegangan perang dagang Amerika Serikat-China dan peningkatan pembatasan ekspor.
Amerika Serikat diperkirakan akan memperketat ekspor terhadap perusahaan pembuat peralatan semikonduktor China dan membatasi penjualan peralatan pembuat chip tertentu, termasuk produk yang dibuat di Malaysia, Singapura, dan Taiwan, menurut beberapa sumber yang dilaporkan oleh Reuters.
Sebagai pemain utama di industri semikonduktor, Malaysia menyumbang 13 persen dari aktivitas pengujian dan pengemasan global. Negara ini juga berpotensi memperoleh keuntungan lebih besar di sektor tersebut karena perusahaan chip China mulai mendiversifikasi kebutuhan perakitan mereka ke luar negeri.
“Dalam sekitar satu tahun terakhir, saya telah menyarankan banyak perusahaan China untuk tidak berinvestasi di Malaysia jika tujuannya hanya untuk mengubah produk melalui Malaysia guna menghindari tarif Amerika Serikat,” kata Wakil Menteri Perdagangan Malaysia, Liew Chin Tong, dalam sebuah forum pada hari Senin.
Menurut Liew, siapa pun presiden Amerika Serikat, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, kebijakan tarif terhadap sektor-sektor tertentu seperti panel surya kemungkinan akan tetap diberlakukan.
Tahun lalu, Amerika Serikat memberlakukan tarif pada produk teknologi tenaga surya yang diimpor dari Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Kamboja—negara-negara yang menjadi basis pabrik perusahaan China. Tarif ini kemudian diperluas pada bulan Oktober setelah adanya keluhan dari produsen dalam negeri Amerika Serikat.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, juga mengancam akan menambahkan tarif sebesar 10 persen untuk semua impor dari China saat ia mulai menjabat pada 20 Januari mendatang.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah