J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat implementasi kebijakan pembelajaran inklusif dengan fokus pada penyediaan sarana ramah disabilitas dan pemberian layanan terbaik untuk guru madrasah dalam pelaksanaan pembelajaran inklusif.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK), M. Sidik Sisdiyanto, mengungkapkan bahwa Bunda Inklusi Kemenag, Helmi Halimatul Udhmah, menekankan pentingnya perhatian terhadap Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD) di madrasah. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) beberapa waktu lalu.
Sebagai langkah lanjutan, Kemenag mengadakan pelatihan pembelajaran inklusif secara daring melalui Platform MOOC Pintar. Pelatihan pertama dilaksanakan pada 5-10 Desember 2024 dan diikuti oleh 17.381 guru madrasah. “Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran inklusif di kalangan pendidik di madrasah,” kata M. Sidik Sisdiyanto, di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Saat ini, terdapat 1.070 madrasah yang telah ditetapkan sebagai madrasah inklusif. Langkah ini bertujuan agar keluarga penyandang disabilitas tidak perlu khawatir dalam mencari lembaga pendidikan berbasis agama bagi anak-anak mereka. “Madrasah akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mendidik anak-anak mereka dengan kompetensi keagamaan sejak tingkat dasar,” jelas Sidik.
Kepala Sub Direktorat Pendidikan Vokasi dan Inklusi, Anis Masykhur, menambahkan bahwa Kemenag terus berusaha memastikan kesiapan madrasah dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus. Direktorat KSKK Madrasah bekerja sama dengan Pusdiklat BMBPSDM untuk menyiapkan SDM yang kompeten. “Setelah pelatihan pada 5-10 Desember, pelatihan pengelolaan akan dilaksanakan kembali pada 18-22 Desember 2024 melalui pintar.kemenag.go.id,” tutup Anis Masykhur.
Editor: Agung