Pasar Saham Anjlok Menanti Pembaruan Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat

Suasana lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York City, Amerika Serikat, 10 Desember 2024. (Brendan McDermid/REUTERS)

J5NEWSROOM.COM, Salah satu rilis data terakhir menjelang keputusan suku bunga The Fed adalah penjualan ritel Amerika Serikat bulan November yang naik 0,7 persen, melampaui ekspektasi para analis. Namun, jika penjualan mobil tidak dihitung, angkanya hanya naik 0,2 persen.

“Poin utama dalam laporan ini adalah angka penjualan ritel tanpa memasukkan penjualan mobil, yang hanya naik sedikit dan mencerminkan aktivitas belanja yang melemah, karena data ini tidak disesuaikan dengan perubahan harga,” kata analis Briefing.com Patrick O’Hare. O’Hare menambahkan, para investor juga bereaksi terhadap kenaikan suku bunga obligasi Amerika Serikat.

The Fed diperkirakan akan kembali menurunkan biaya pinjaman pada Rabu (18/12) untuk ketiga kalinya berturut-turut demi membantu menjaga stabilitas ekonomi Amerika Serikat. Namun, pernyataan The Fed akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek tahun depan, dan investor mulai menurunkan ekspektasi soal berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga dalam 12 bulan ke depan. Ini disebabkan inflasi yang masih tinggi, pasar tenaga kerja yang kuat, dan ketidakpastian terkait Trump yang berjanji untuk memangkas pajak dan memberlakukan tarif impor.

Dolar Kanada melemah terhadap dolar Amerika Serikat ke level terendahnya sejak April 2020 setelah Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland secara mengejutkan mengundurkan diri pada Senin (16/12) lalu. Trudeau sebelumnya terbang ke Florida untuk menemui Trump di resor Mar-a-Lago miliknya dan mencoba menghentikan ancaman tarif tersebut. Namun, hingga kini belum ada perubahan keputusan dari Trump.

Para investor juga tengah memantau situasi di Beijing, setelah langkah terbaru pemerintah China untuk mendorong ekonomi tidak sesuai ekspektasi. Data penjualan ritel pada Senin juga semakin menegaskan perlunya dukungan tambahan.

Sementara itu, Bitcoin mendekati rekor tertingginya, yang mencapai lebih dari $106.000 pada Senin karena didorong optimisme bahwa Trump akan memperkenalkan langkah-langkah untuk menderegulasi pasar kripto. Harga minyak turun karena adanya kekhawatiran bahwa melemahnya ekonomi China akan mempengaruhi permintaan minyak mentah.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah