Tiga Topik Utama Dibahas Menag RI dan Menhaj Saudi untuk Meningkatkan Layanan Jemaah

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, membahas berbagai langkah untuk meningkatkan layanan jemaah haji Indonesia dalam pertemuan di Jeddah, 12 Januari 2025. (Foto: Kemenag)

J5NEWSROOM.COM, Jeddah – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar melakukan pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, pada 12 Januari 2025 di Jeddah. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas berbagai upaya untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ada tiga isu utama yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Ketiga hal tersebut, menurut Menag, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia.

“Pembicaraan kita tadi mencakup tiga hal, semuanya untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji Indonesia,” ujar Menag usai rapat di Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Rabu (15/1/2025).

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang, Kepala BP Haji Mochammad Irfan Yusuf, serta pejabat lainnya, Menag mengungkapkan tiga hal yang menjadi fokus pembicaraan.

Pertama, Menag meminta agar jumlah petugas haji Indonesia ditambah. Mengingat banyaknya jemaah Indonesia yang sudah lanjut usia (lansia), terutama mereka yang berusia 65 tahun ke atas, jumlah petugas haji saat ini dianggap tidak cukup untuk memberikan layanan optimal.

Berdasarkan data Siskohat, lebih dari 42 ribu jemaah lansia berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada 2025, dengan sekitar 10 ribu kuota prioritas juga dialokasikan untuk mereka.

“Dengan jumlah petugas saat ini, satu pesawat hanya didampingi tiga petugas kloter. Bagaimana mungkin 300-400 jemaah bisa dilayani oleh hanya tiga orang?” kata Menag.

Kedua, Menag meminta agar petugas haji dibebaskan dari biaya masuk Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina). Pembebasan biaya ini diharapkan dapat diterapkan pada musim haji 1446 H, seperti yang terjadi tahun lalu.

Ketiga, Menag menyampaikan tentang skema Tanazul, yang memberikan kesempatan kepada jemaah haji di sekitar Jamarat untuk kembali ke hotel mereka pada fase Mabit, sehingga dapat mengurangi kepadatan di Mina. Skema ini diharapkan dapat membantu kelancaran ibadah haji, terutama mengingat jumlah jemaah Indonesia yang sangat besar.

Menag juga menambahkan bahwa banyak negara yang mengagumi manajemen penyelenggaraan haji Indonesia dan tertarik untuk belajar dari pengalaman Indonesia dalam mengelola ibadah haji.

Selain bertemu dengan Menteri Haji Arab Saudi, Menag juga berdiskusi dengan berbagai pihak terkait penyedia layanan haji. Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi atas perencanaan yang baik dalam penyelenggaraan haji, serta berharap penyelenggaraan haji Indonesia pada tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya.

Editor: Agung