J5NEWSROOM.COM, Washington DC – Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, California, dalam sepekan terakhir telah menghanguskan lebih dari 16 ribu hektare lahan dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi, termasuk sejumlah diaspora Indonesia. Bencana ini menyisakan cerita ketegangan, kehilangan, dan upaya pemulihan yang melibatkan solidaritas komunitas lokal maupun global.
Rosdiana Susanto, seorang warga Indonesia di Los Angeles, menceritakan pengalamannya saat api mendekati rumahnya di tengah malam. Setelah mencium bau asap dan menyadari bahaya, ia memutuskan untuk mengungsi ke rumah teman, membawa dokumen penting, pakaian, dan beberapa barang esensial. Meski rumahnya selamat dari api, kerusakan akibat angin kencang membuatnya harus menunggu perbaikan.
Nasib serupa dialami Endah Redjeki, yang telah menetap di Pasadena sejak 2007. Ia terpaksa mengungsi bersama suami dan enam kucing peliharaannya setelah menerima perintah evakuasi dini hari. Dalam momen yang mengejutkan, Endah melihat rumahnya terbakar melalui siaran televisi. Kini, ia menghadapi tantangan mencari tempat tinggal baru yang sesuai dengan kebutuhannya, termasuk menerima hewan peliharaan, sembari memproses klaim asuransi.
Sementara itu, Dewi Rusmiati, yang tinggal sekitar 12 kilometer dari titik api, merasakan dampak kebakaran melalui kualitas udara yang buruk. Meski tidak harus mengungsi, ia tetap berjaga-jaga dan membantu menyelamatkan ayam-ayam di tempat kerjanya.
Komunitas diaspora Indonesia bersama organisasi lokal turut bergotong-royong membantu para korban. Indonesian Women Alliance (IWA) menggalang dana dan donasi barang, seperti makanan, pakaian, dan perlengkapan bayi. Organisasi lainnya, termasuk Masjid At-Thohir dan Paguyuban Jawa USA Plus, juga memberikan bantuan logistik, tempat tinggal sementara, serta dukungan emosional bagi yang terdampak.
Presiden Joe Biden menyebut kebakaran ini sebagai salah satu yang paling luas dan mengerikan dalam sejarah California. Pemerintah federal telah mengumumkan dukungan penuh dalam penanganan bencana, termasuk menanggung seluruh biaya pemulihan. Sementara itu, komunitas diaspora terus berupaya bangkit, menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk merajut solidaritas dan melanjutkan kehidupan.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah