Eropa Catat Rekor Energi Bersih, Trump Dorong Bahan Bakar Fosil di AS

Turbin angin dioperasikan di area pembangkit listrik tenaga surya Klettwitz Norddi dekat Klettwitz, Jerman, pada 15 Oktober 2024. (Foto: AP/Matthias Schrader)

J5NEWSROOM.COM, Laporan terbaru pada Kamis, 23 Januari 2025, mengungkap bahwa 47% listrik di Uni Eropa (UE) kini dihasilkan dari tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya. Temuan ini menyoroti kemajuan signifikan UE dalam transisi menuju energi bersih, sekaligus menyoroti kesenjangan dengan pemerintahan baru Amerika Serikat yang cenderung mendukung peningkatan penggunaan bahan bakar fosil.

Sebanyak 24% listrik UE dihasilkan dari tenaga nuklir, membuat hampir tiga per empat energi listrik di kawasan itu tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan negara-negara seperti AS dan China, yang masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk hampir dua per tiga kebutuhan energinya. Di Eropa, penggunaan batu bara telah menurun, sementara energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin terus meningkat. Pada 2024, tenaga surya menyumbang 11% dari listrik UE, melampaui kontribusi batu bara yang turun di bawah 10% untuk pertama kalinya.

Chris Rosslowe, pakar energi di lembaga Ember, mencatat bahwa bahan bakar fosil mulai kehilangan dominasi di pasar energi UE. Untuk tahun kedua berturut-turut, tenaga angin menghasilkan lebih banyak listrik daripada gas alam. Secara global, Brasil mencatat pangsa energi terbarukan terbesar pada 2023 dengan hampir 89%, diikuti Kanada dengan 66,5%, China dengan 30,6%, Prancis dengan 26,5%, sementara AS dan India masing-masing mencapai 22,7% dan 19,5%.

Kemajuan cepat Eropa dalam transisi energi bersih didorong oleh Kesepakatan Hijau Eropa, sebuah kebijakan ambisius yang disahkan pada 2019. Kebijakan ini bertujuan memangkas emisi hingga 55% pada akhir dekade dan menjadikan Eropa netral karbon pada 2050. Kesepakatan ini memicu reformasi besar, termasuk pemberian insentif investasi dalam energi bersih dan penerapan ratusan regulasi untuk mengurangi polusi karbon.

Sejak awal Kesepakatan Hijau, proporsi energi terbarukan di UE meningkat dari sepertiga menjadi hampir setengah, sementara kontribusi bahan bakar fosil menurun dari 39% menjadi 29%. Tenaga angin dan surya menjadi pendorong utama transisi ini, sementara produksi listrik dari tenaga nuklir tetap stabil di kawasan tersebut.

Editor: Agung