J5NEWSROOM.COM, Mitsubishi Electric, perusahaan elektronik asal Jepang, berencana merombak rantai pasokan untuk operasi robot pabriknya di Tiongkok. Kepala Keuangan Mitsubishi Electric, Kuniaki Masuda, menyatakan bahwa perusahaan tengah mempertimbangkan kemitraan dengan perusahaan Tiongkok, termasuk investasi, dengan target penyelesaian pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2026.
Saat ini, Mitsubishi Electric masih mengimpor produk dari Jepang dan negara lain untuk dijual di Tiongkok. Namun, ke depannya, perusahaan akan memenuhi permintaan pasar dengan pengadaan langsung dari dalam Tiongkok. Langkah awalnya adalah membangun infrastruktur guna mendapatkan peralatan otomasi pabrik berbiaya rendah dari produsen lokal. Produk dari perusahaan Tiongkok akan diposisikan sebagai merek sekunder Mitsubishi Electric, dengan dukungan inspeksi dan pemeliharaan dari perusahaan.
Keputusan mengenai penerapan strategi serupa pada peralatan otomasi pabrik kelas atas masih akan dikaji lebih lanjut. Saat ini, pabrik di Nagoya, Jepang, berperan sebagai “pabrik induk” dalam produksi pengontrol untuk peralatan produksi. Mitsubishi Electric juga memiliki fasilitas produksi di Tiongkok, Thailand, dan India, tetapi sekitar 70 persen kapasitas produksinya masih berada di Jepang. Dengan strategi ini, perusahaan berencana meningkatkan produksi lokal di Tiongkok sekaligus mengurangi ketergantungan pada Jepang secara bertahap.
Dengan bermitra dengan bisnis lokal, Mitsubishi Electric berharap dapat memperluas jajaran produknya serta lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, investasi dalam teknologi kecerdasan buatan juga tengah digencarkan untuk menjaga stabilitas pesanan.
Otomatisasi pabrik menjadi salah satu bisnis inti Mitsubishi Electric, menyumbang sekitar 20 persen dari laba operasional perusahaan, di samping bisnis AC. Selain mengembangkan dan memproduksi perangkat otomasi pabrik seperti pengontrol yang dapat diprogram dan perangkat kontrol numerik komputer, Mitsubishi Electric juga berfokus pada layanan berbasis data untuk meningkatkan efisiensi pabrik dan mengurangi emisi karbon.
Editor: Agung