Wabah PMK Sebabkan Aktivitas Pasar Hewan di Rembang Menurun Drastis

Tim gabungan saat melakukan Pantauan di Pasar Hewan Pamotan, Rembang. (Foto: RMOLJateng)

J5NEWSROOM.COM, Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak signifikan terhadap aktivitas Pasar Hewan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah, yang mengalami penurunan drastis. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Agus Iwan Haswanto, mengonfirmasi bahwa aktivitas pasar tersebut hanya tersisa sekitar 30 persen dibandingkan sebelum munculnya PMK.

Saat melakukan pemantauan di Pasar Hewan Pamotan pada Selasa, 28 Januari 2025, Agus Iwan melihat bahwa situasi pasar jauh lebih sepi dibandingkan hari pasaran sebelumnya. Hasil pemantauan ini akan menjadi pertimbangan dalam keputusan apakah pasar hewan akan ditutup pada pekan berikutnya.

Tim gabungan yang bertugas di pasar juga menemukan satu kendaraan yang mengangkut ternak sapi dengan indikasi gejala PMK dan mengarahkan kendaraan tersebut untuk putar balik. Sementara itu, sapi yang diizinkan masuk ke pasar hewan disemprot disinfektan, dan sosialisasi kepada para pedagang pun dilakukan.

Agus Iwan menambahkan bahwa hasil pemantauan ini telah disampaikan kepada Bupati Rembang sebagai bahan evaluasi. Keputusan akhir mengenai penutupan Pasar Hewan Pamotan pada Selasa, 4 Februari 2025, akan ditentukan pada akhir pekan ini.

Sebelumnya, Pemkab Rembang telah berencana menutup Pasar Hewan Kragan mulai Sabtu, 1 Februari 2025, dan Pasar Hewan Pamotan mulai Selasa, 4 Februari 2025. Namun, Bupati memutuskan untuk memberikan kesempatan satu hari pasaran lagi guna memastikan keputusan yang akan diambil.

Berdasarkan data sebaran PMK di Kabupaten Rembang per 28 Januari 2025, tercatat 173 kasus dengan tujuh ekor sapi yang mati. Kasus kematian sapi terjadi di beberapa kecamatan, yakni Bulu, Kaliori, Kragan, Rembang, Sulang, dan Sedan, dengan Kecamatan Sedan mencatat dua kasus kematian.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung