![](https://j5newsroom.com/wp-content/uploads/2025/02/BURSA-EFEK-NEW-YORK-1024x597.jpg)
J5NEWSROOM.COM, New York – Saham-saham Amerika Serikat mengalami pelemahan pada Jumat, 7 Februari 2025, di tengah kekhawatiran inflasi dan kebijakan tarif yang lebih tinggi. Indeks S&P 500 turun hampir 1 persen, sementara Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 400 poin atau hampir 1 persen. Nasdaq juga mengalami penurunan sekitar 1,4 persen, dipicu oleh anjloknya saham Amazon setelah laporan laba terbarunya.
Selain pasar saham, imbal hasil obligasi Departemen Keuangan AS meningkat menyusul laporan yang menunjukkan penurunan sentimen konsumen secara tak terduga. Survei awal dari Universitas Michigan menunjukkan bahwa konsumen AS memperkirakan inflasi tahun depan mencapai 4,3 persen, angka tertinggi sejak 2023. Peningkatan ini dikaitkan dengan potensi penerapan tarif baru oleh Presiden Donald Trump terhadap berbagai produk impor, yang dikhawatirkan dapat meningkatkan harga barang di dalam negeri.
Trump mengindikasikan bahwa ia kemungkinan akan mengumumkan kebijakan tarif baru pada Senin, 10 Februari, atau Selasa, 11 Februari. Kebijakan ini disebut sebagai “tarif timbal balik,” yang bertujuan menyeimbangkan biaya perdagangan dengan negara lain.
Laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis pada hari yang sama memberikan gambaran beragam. Jumlah pekerja yang dipekerjakan pada Januari lebih rendah dari separuh jumlah pekerja pada Desember, tetapi tingkat pengangguran justru menurun dan upah rata-rata meningkat lebih tinggi dari perkiraan ekonom. Data ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya.
The Fed sebelumnya memangkas suku bunga pada September 2024 untuk menekan inflasi dan menopang perekonomian. Namun, menjelang akhir tahun, bank sentral AS mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga pada 2025 mungkin lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya, mengingat inflasi yang masih tinggi.
Scott Wren, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute, memperkirakan The Fed hanya akan memangkas suku bunga sekali pada 2025, lebih konservatif dibandingkan ekspektasi pasar. Berdasarkan data CME Group, para pedagang di Wall Street memperkirakan peluang sekitar 45 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali tahun ini, meskipun beberapa pihak juga mempertimbangkan kemungkinan tidak ada pemangkasan sama sekali.
Ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga, tarif impor, dan faktor global lainnya diperkirakan akan membuat pasar keuangan tetap bergejolak dalam waktu dekat.
Editor: Agung