![](https://j5newsroom.com/wp-content/uploads/2025/02/PENIPUAN-MYANMAR-1024x586.jpg)
J5NEWSROOM.COM, Myanmar – Lebih dari 260 warga negara asing berhasil diselamatkan dari operasi penipuan daring di Myanmar dan diserahkan kepada pihak berwenang di Thailand. Operasi ini merupakan bagian dari upaya keras terhadap perdagangan manusia dan penipuan dunia maya di perbatasan kedua negara.
Kelompok pemberontak Myanmar, Tentara Kebajikan Demokratik Karen (DKBA), yang baru-baru ini menyerbu pusat penipuan di wilayah tersebut, menyerahkan para korban kepada pihak Thailand pada Rabu, 12 Februari. Mayor Saw San Aung, Kepala Staf DKBA, mengungkapkan bahwa pasukannya berhasil mengidentifikasi 261 korban pada 11 Februari dan menyerahkannya pada pihak berwenang Thailand keesokan harinya.
Proses penyelamatan ini cukup menantang, terutama karena peraturan dari departemen imigrasi junta Myanmar yang mempersulit situasi. Pasukan DKBA harus mengumpulkan para korban secara langsung dari kasino di Distrik Myawaddy, Negara Bagian Karen, sebelum menyerahkan mereka kepada otoritas Thailand.
Seorang petugas penyelamat yang terlibat dalam operasi tersebut mengungkapkan bahwa korban perdagangan manusia dipaksa untuk memenuhi target pendapatan bulanan yang sangat tinggi, hingga $50.000, dan jika gagal mereka akan disiksa. Korban dipaksa bekerja tanpa henti, hanya tidur dua hingga tiga jam sehari, dan ditahan dalam kondisi yang sangat buruk.
Pihak berwenang Thailand mengonfirmasi bahwa para korban diselamatkan dan dipindahkan ke fasilitas yang aman di Phop Phra, Thailand, menggunakan perahu. Penyerahan pada 12 Februari ini menyusul operasi serupa pada 6 Februari, di mana junta militer Myanmar dan Pasukan Penjaga Perbatasan Karen telah menyerahkan 61 individu, termasuk 39 warga China, kepada pihak berwenang Myanmar.
Beberapa di antara individu yang diselamatkan berasal dari Afrika, termasuk warga Ethiopia dan Kenya. Pemimpin militer Myanmar juga telah menegaskan komitmen mereka untuk menindak praktik perjudian online ilegal dan operasi penipuan dengan bekerja sama dengan komunitas internasional.
Editor: Agung