Ngobrol Santai dengan Anggota DPRD Provinsi Kepri, Yudi Kurnain
KELUHAN warga kota Batam akan air bersih, dalam beberapa bulan terakhir semakin riuh. Mulai dari menggeruduk kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam hingga mengancam akan ramai-ramai mandi di kantor PT Moya Indonesia. Tapi, semua itu tidak menyelesaikan masalah pasokan air bersih warga Batam yang tersendat, bahkan macet.
Selain masalah pasokan air bersih, warga kota Batam juga ‘dihantui’ dengan kenaikan tagihan bulanan. Padahal, tidak ada pengumuman resmi soal kenaikan tarif air bersih yang didistribusikan oleh PT Moya Indonesia tersebut. Sehingga, semakin bertambah pulalah masalah yang dihadapi warga Batam terkait air bersih itu.
Untuk membahas masalah warga kota Batam tersebut, Pemimpin Redaksi Majalah Siber Indonesia, J5NEWSROOM.COM, Saibansah Dardani melakukan wawancara dengan anggota DPRD Provinsi Kepri, Yudi Kurnain, Ahad 11 Desember 2022 di tepian laut kawasan Harbour Bay Batam. Selama ini, Yudi konsisten memperjuangkan masalah air di kota Batam. Bahkan, ‘berteriak’ sendiri seperti ‘orang gila’. Tapi kini, semua merasakan dampak dari teriakannya itu. Berikut petikan hasil wawancara tersebut:
Bagaimana Anda menanggapi semakin banyaknya keluhan warga Batam akan pasokan air bersih saat ini?
Jadi, masalah air bersih sebelum transisi, saat transisi dan masa realisasi penyerahan itu kan saya sudah melihat kondisi realnya, apa yang ada di masyarakat. Saya langsung datangi setiap mereka yang menyampaikan aspirasi, bahwa air ini harus kita kelola segala perbaikannya secara profesional.
Memang selama hampir berbulan-bulan saya turun ke masyarakat, kan saat itu masyarakat yang menyuarakan itu hanya selalu dijawab dengan kata-kata yang klise. Kalau ada kendala lapor ke sini, sistem kita sudah seperti ini, diback-up oleh mungkin figur-figur publik bahwa ini tidak ada masalah. Nah, sekarang baru terasa gitu loh.
Artinya, Anda sudah memprediksi bahwa pengelolaan air bersih di Batam oleh PT Moya Indonesia akan menghadapi masalah krusial?
Yah, lihat saja buktinya. Baru terasa memasuki dua tahun jalan ini, memang krusial permasalahannya, malah sangat krusial sekali sekarang, hampir di beberapa tempat itu air mati, penyalurannya secara bergilir dan ini sudah lama terjadi, kebetulan puncaknya sekarang.
Permasalahan air ini kan selama ini ya saya cukup lama di DPRD Kota Batam, sebelum ke DPRD Provinsi Kepri. Memasuki 20 tahun, under 20 tahun ini kan kita gak ada kendala, sistem baik, pelayanan baik, walaupun sebenarnya kita suarakan secara maksimal.
Nah sekarang ini, air kita dalam sedang masalah, masalah kita bukan yang lain, permasalahan yang harus kita sikapi. Memang masalah air ini harus segera diprioritaskan dari segi teknis payung hukum pelaksanannya, jelasnya bagaimana, yang jelas jangan main di wilayah abu-abu gitu kan. Ada kepastian itu.
Lalu, bagaimana solusinya?
Masyarakat dan industriawan harus kita prioritaskan ya. Kalau seperti sekarang ini, ini masalah yang sudah serius sekali, yang harus kita selesaikan secara serius dan terbuka. Jangan dengan beropini lagi. Teknisnya, payung hukumnya, kewenanganya bagaimana sih, gak usah beropini lagi. Masalah air saat ini sudah sangat-sangat bermasalah.
Kalau menurut catatan Anda, apa saja daftar masalah distribusi air bersih di Batam?
Jadi begini, air ini di samping hal yang paling mendasar, juga kewajiban pemerintah untuk menjamin tersedianya air sehat, itu suatu keharusan. Tapi satu sisi banyak orang melihat itu suatu keharusan, tapi di satu sisi banyak banyak orang melihat sebagai peluang bisnis yang seksi, karena posisi tawarnya di Batam letaknya sangat-sangat strategis.
Jadi air di sini digunakan bukan hanya untuk kebutuhan masyarakat dan industri saja, tapi juga lari ke kapal-kapal. Jadi, menjadi sesuatu yang seksi, diperebutkan mungkin oleh investor-investor itu yang mengutamakan permainan dari pada roadmap-nya, perencanaan air ini untuk sekian tahun mendatang.
Sebagai anggota dewan yang sudah dua tahun teriak soal air, apa yang telah Anda lakukan untuk menekan penyelesaian masalah air ini?
Kita wakil rakyat ini bekerja dengan kewenangan dan aturan kita kan. Kita hanya bisa menggunakan seoptimal mungkin, menyuarakan di parlemen mengundang mereka menyuarakan di publik. Bahkan menyuarakan di media sosial kita untuk menyuarakan perjuangan kita sudah optimal, itu saja kewenangan kita. Selebihnya tinggal kepedulian, kecerdasan masyarakat dalam melihat ini dan unsur politik terlayani dengan benar.
Selama dua tahun ini apakah ada warga yang mengeluh kepada Anda soal air?
Bah, banyak sekali! Ada yang menangis, menyumpah dan sebagainya. Bapak jalan saja tuh ya dari Bukit Raya, Buana Vista, pernah ada bapak-bapak dan ibu-ibu itu minta tolong sambil lempar galon. Karena kesal, hanya untuk mandi mereka harus beli galon, kan lucu.
Pertama, hidupnya air sangat-sangat terbatas sekali, hidup airnya bergiliran dan sekarang puncaknya mati hampir merata bergiliran. Ini masalah serius gitu kan, gausah lah dibawa-bawa ke politik dukung sana, dukung sini, ini masalah masalah serius.
Lalu, apa yang Anda lakukan setelah mendengar keluhan masyarakat itu, apakah ada dana pribadi yang Anda keluarkan untuk membantun mereka?
Oo…banyak, kalau orang seperti ini kan kita berusaha sewa tanki, nyari tanki, disamping juga kita menelpon BP Batam berapa besar dia bisa bantu, kalau kurang kita juga keluar biaya.
Seusai wawancara, malam harinya Yudi Kurnain mendribusikan air bersih kepada masyarakat yang kekurangan air di wilayah Bukit Raya, Buanavista dan sekitarnya. Selain didistribusikan untuk warga, air bersih yang diangkut dalam tanki tersebut juga dibagikan untuk masjid.*