
J5NEWSROOM.COM, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menunjukkan komitmen nyatanya dalam mendukung pendidikan vokasi di Indonesia melalui program Kurikulum Unggulan CSR TBIG, yang kini telah menjangkau ribuan siswa SMK di sembilan provinsi. Program ini tidak hanya fokus pada pelatihan teknis fiber optik dan FTTH (Fiber to the Home), tetapi juga membuka akses nyata ke dunia kerja bagi siswa yang mengikuti program.
“Program ini memberikan pelatihan secara praktik dan teori tentang fiber optik dan FTTH dengan melibatkan tenaga ahli dari internal perusahaan. Pada tahun 2024, program ini juga memberikan peluang kerja kepada peserta program,” ujar Li Sie An, Chief of Business Support Officer TBIG, dalam wawancara eksklusif.
Hari ini, Jumat, 2 Mei 2025, pelatihan kembali digelar di Rumah Belajar TBIG, bertepatan dengan sesi liputan daring dan luring bertajuk “Pengenalan Dunia Kerja bagi Lulusan SMK dan Kualifikasi Keahlian Teknis yang Dibutuhkan.” Kegiatan ini diikuti oleh guru dan siswa kelas 11 dari SMK Telkom 1 Lampung dan SMK NU Ciamis, Jawa Barat.
Kegiatan terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama, yang berlangsung pukul 10.00–11.30 WIB, membahas pengenalan dunia industri telekomunikasi dan berbagai bidang kerja yang terbuka bagi lulusan SMK. Sesi kedua, pukul 13.00–14.30 WIB, lebih fokus pada bidang keahlian teknis yang perlu dikuasai oleh lulusan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) agar siap terjun ke industri.
“Di Rumah Belajar TBIG, siswa SMK dapat belajar dengan menggunakan perangkat aktif secara langsung. Ini penting agar mereka tidak kaget saat terjun ke dunia industri,” jelas Li.
Kurikulum Unggulan telah mencatatkan capaian signifikan. Sepanjang tahun 2024, sebanyak 1.211 siswa mengikuti pelatihan, 83 siswa menjalani program magang, dan 45 siswa berhasil diserap menjadi tenaga kerja.
“Dampak dari program ini nyata. Kami ingin membuktikan bahwa pelatihan bukan hanya untuk meningkatkan kapasitas, tapi juga menjembatani siswa SMK langsung ke dunia kerja,” tambah Li.
Melihat keberhasilan tersebut, TBIG telah menyiapkan langkah lanjutan untuk tahun 2025, dengan dua fokus utama: Kunjungan Industri dan School Visit. Target TBIG adalah menjangkau 30 sekolah melalui pelatihan di berbagai regional, dengan melibatkan tim lokal sebagai subject matter expert (SME) atau pemateri.
“Melibatkan tim regional sebagai pemateri adalah bagian dari strategi kami agar pelatihan semakin relevan dengan kondisi daerah masing-masing,” ucap Li, menegaskan pentingnya pendekatan lokal.
Kegiatan besok juga menjadi ruang strategis untuk mengulas lebih luas berbagai aspek: mulai dari sistem link and match antara pendidikan dan kebutuhan industri, potensi ekonomi dari tenaga kerja vokasi, hingga bagaimana kemitraan seperti ini memperkuat rantai pasok tenaga kerja nasional. Dari sisi pendidikan, ini adalah jawaban konkret atas tantangan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi industri, ini adalah investasi jangka panjang terhadap kualitas SDM.
Kurikulum Unggulan CSR TBIG menjadi salah satu contoh nyata bagaimana perusahaan swasta bisa memainkan peran strategis dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan pendekatan praktik langsung, pelibatan industri, dan koneksi ke dunia kerja, TBIG tidak hanya membangun infrastruktur digital — mereka juga membangun masa depan generasi muda Indonesia.
Editor: Agung

