
J5NEWSROOM.COM, Konklaf pemilihan paus resmi dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025 waktu setempat, ditandai dengan mengepulnya asap hitam dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam tersebut mengindikasikan bahwa pada hari pertama, belum ada kandidat yang berhasil memperoleh dua pertiga suara dari para kardinal untuk terpilih sebagai paus baru.
Sebanyak 133 kardinal dari berbagai negara berkumpul dalam konklaf untuk memilih penerus Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu setelah memimpin Gereja Katolik sejak 2013. Meskipun proses konklaf berlangsung secara tertutup dan tidak memiliki batas waktu resmi, umumnya dalam praktik modern pemilihan berlangsung selama beberapa hari.
Sementara proses pemilihan masih berlangsung di balik pintu tertutup, sejumlah lembaga prediksi internasional telah mengeluarkan daftar kandidat favorit terkuat. Berikut lima nama teratas berdasarkan data dari Polymarket, Kalshi, dan OddsChecker:
- Kardinal Pietro Parolin – Sekretaris Negara Vatikan
Polymarket: 28 persen | Kalshi: 30 persen | OddsChecker: 29 persen - Kardinal Luis Antonio Tagle – Pro-Prefek Dikasteri Evangelisasi
Polymarket: 20 persen | Kalshi: 22 persen | OddsChecker: 23 persen - Kardinal Pierbattista Pizzaballa – Patriark Latin Yerusalem
Polymarket: 9 persen | Kalshi: 11 persen | OddsChecker: 13 persen - Kardinal Matteo Zuppi – Presiden Konferensi Waligereja Italia
Polymarket: 10 persen | Kalshi: 10 persen | OddsChecker: 13 persen - Kardinal Peter Erdo – Uskup Agung Esztergom-Budapest, Hungaria
Polymarket: 8 persen | Kalshi: 8 persen | OddsChecker: 9 persen
Menjelang konklaf, sejumlah kardinal menyampaikan refleksi pribadi dan harapan mereka. Kardinal Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster, menyatakan bahwa ketenangan batin menjadi kunci untuk menangkap petunjuk spiritual selama proses pemilihan. Sementara itu, Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal, menekankan pentingnya peran Gereja dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual dalam dunia modern.
Konklaf akan dilanjutkan pada Kamis, 8 Mei 2025. Miliaran umat Katolik di seluruh dunia kini menantikan munculnya asap putih—tanda bahwa seorang pemimpin baru telah dipilih untuk memimpin Gereja Katolik.
Editor: Agung

