Pemotongan Tumpeng HUT ke-74 Persaja, Refleksi Amanah Penegakan Hukum

Kajati Kepri, Teguh Subroto didampingi Kajari Batam, I Ketut Kasna Dedi saat memotong tumpeng pada Peringatan HUT Persaja ke-74 tahun, Rabu (14/5/2025). (Foto: Paskal/BTD)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Suasana khidmat menyelimuti Aula Kejaksaan Negeri Batam, Rabu (14/5/2025), saat para jaksa memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Persatuan Jaksa Indonesia (Persaja). Dalam upacara yang ditandai dengan pemotongan tumpeng, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau (Kajati Kepri) Teguh Subroto menekankan pentingnya momen tersebut sebagai refleksi tanggung jawab profesi jaksa di tengah tantangan zaman.

“Upacara ini bukan sekadar seremonial, melainkan cermin dan pengingat atas amanah besar yang kita emban sebagai penegak hukum,” ujar Teguh dalam sambutannya.

Meski peringatan resmi HUT Persaja jatuh pada 6 Mei, seremoni baru digelar sepekan kemudian. Namun hal itu tidak mengurangi kekhidmatan acara yang turut dihadiri jajaran kejaksaan dari seluruh Kepri. Dalam balutan seragam coklat khas korps Adhyaksa, para jaksa larut dalam narasi perjalanan panjang organisasi yang berdiri sejak 1951 dengan nama awal PERSADJA sebelum akhirnya menjadi PERSAJA.

Tahun ini, peringatan HUT mengusung tema “PERSAJA Bersinergi Mendukung Institusi Wujudkan Asta Cita Penegakan Hukum”. Tema tersebut, menurut Teguh, mencerminkan bukan hanya slogan, tetapi juga sebuah tekanan moral yang mengingatkan pentingnya peran Persaja dalam reformasi sistem hukum nasional.

“Jaksa bukan sekadar profesi, melainkan amanah dan kunci kesejahteraan umum,” ujarnya, mengutip pesan mantan Jaksa Agung R. Soeprapto.

Teguh juga menguraikan makna simbol-simbol dalam lambang Persaja, mulai dari enam bulu sayap yang menggambarkan tanggal lahir organisasi, hingga pedang sebagai simbol keberanian dalam menegakkan hukum. Menurut dia, simbol-simbol tersebut bukan sekadar ornamen, tetapi penuntun moral dalam setiap langkah penegakan hukum.

Di tengah perkembangan zaman yang ditandai dengan digitalisasi, globalisasi, dan makin kompleksnya bentuk kejahatan lintas negara, Teguh menyebut Persaja terus berupaya meningkatkan kapasitas dan daya saing jaksa Indonesia. Hal itu dilakukan antara lain melalui pelatihan, seminar, serta keikutsertaan dalam forum-forum internasional seperti International Association of Prosecutors (IAP).

Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng yang menjadi simbol syukur sekaligus janji diam untuk terus setia pada Tri Krama Adhyaksa: Satya, Adhi, Wicaksana. Di hadapan rekan sejawat, para jaksa memperbarui komitmen terhadap profesi dan pengabdian kepada masyarakat.

“Jiwa korsa itu penting. Tanpa solidaritas dan kebanggaan kolektif, Kejaksaan bisa kehilangan rohnya,” kata Teguh.

Ia berharap, Persaja tetap menjadi pilar integritas yang mendampingi jaksa menghadapi perubahan zaman dan terus membela kepentingan publik. “Batam mencatat, sejarah berulang. Di balik setiap potong tumpeng, ada pengabdian yang tak pernah pensiun,” pungkasnya.

Editor: Agung