Mengenal Mang Ono, Dewa Kritik untuk KDM

Ono Surono alias Mang Ono. (Foto: Net)

Oleh Rosadi Jamani

SAYA sudah sering bahas KDM. Jawa Barat ya KDM. Namanya kian populer semenjak ia menerapkan gaya kepemimpinan “street justice.” Ada masalah, selesaikan di tempat, bukan dengan rapat.

Di tengah popularitas yang menjulang tinggi, KDM seperti dapat lawan sebanding. Dialah Ono Surono alias Mang Ono. Sambil seruput kopi tanpa gula, tak ada salahnya kita kenalan dengan pria asal Indramayu ini.

Mang Ono ini bukan pemain baru. Ia lahir di Indramayu tahun 1974, dibesarkan oleh angin pantura dan logika koperasi. Ia sekolah dari SDN Paoman sampai Trisakti, lalu entah kenapa lanjut lagi ke Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon di usia yang semestinya sudah cukup untuk berkata “sudah cukup.” Tapi tidak bagi Ono. Ilmu harus dikunyah terus, seperti politik yang tak pernah basi walau disimpan di freezer.

Kariernya panjang, dari DPRD Indramayu ke DPR RI, lalu terbang melintasi langit struktural sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Barat. Tapi karier tanpa konflik adalah nasi goreng tanpa kecap, dan di sinilah muncul KDM. Ketika Kang Dedi memangkas anggaran media dari Rp50 miliar jadi Rp3 miliar, Mang Ono langsung mengibarkan panji, “Wahai rakyat, ini bukan penghematan, ini pengeringan sumber air informasi!” Ia tak peduli KDM pakai logika medsos  “Kan semua orang sudah main TikTok.” Bagi Ono, TikTok bukan jurnalisme, dan content creator bukan wartawan, kecuali kalau mereka lulus UKW dan pernah liputan di tengah banjir sambil kena setrum.

Saking seringnya mengkritik KDM, netizen mulai bertanya-tanya, apakah Mang Ono ini makan pagi dengan koran berisi kutipan Dedi Mulyadi? Apakah wallpaper HP-nya adalah wajah KDM yang sedang menertibkan PKL? Tak ada yang tahu. Tapi yang jelas, setiap kali KDM berbicara soal Jakarta, Mang Ono langsung muncul seperti notifikasi penting. “Mang, urus dulu Jabar, jangan nyenggol Ibukota. Cuma Batavia yang boleh gitu.” Ia bicara bukan hanya atas nama konstituen, tapi atas nama estetika bernegara yang katanya harus fokus, bukan multitasking sok tahu fiskal tetangga.

Tapi jangan salah sangka. Kritik Mang Ono bukan asal bunyi. Ia adalah Ketua Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra, organisasi yang lebih tua dari  Koperasi Merah Putih. Ia paham soal struktur, anggaran, dan ekosistem, bahkan sebelum algoritma YouTube memahami perilaku manusia. Saat ia bilang “transparansi bisa lumpuh tanpa media,” itu bukan sambil lalu. Itu seperti ikan laut bilang lautnya keruh, percaya saja, dia tahu baunya.

Mang Ono paham satu hal penting: di era ini, yang mengkritik lebih dulu akan trending lebih dulu. Ia tidak hanya ingin Jawa Barat lebih baik; ia ingin jadi Top of Mind setiap kali publik Googling. “Siapa sih yang selalu nyentil KDM?” Maka muncullah dia, dengan aura sarkasme yang dibungkus dalam retorika tajam, menyelipkan filsafat dalam konferensi pers, dan sesekali menyisipkan satire sehalus aroma ikan asin di dapur nenek.

KDM pun bingung. Apapun yang ia lakukan, pasti akan dikomentari Mang Ono. Kalau KDM diam, Ono bicara. Kalau KDM bicara, Ono berteriak. Kalau KDM main TikTok, Ono bikin siaran pers. Hubungan ini sudah lebih kompleks dari cinta segitiga. Ini simbiosis mutualisme antara konten dan konten reaksi.

Itulah seni politik hari ini. Bukan soal siapa benar atau salah, tapi siapa yang lebih cepat muncul di layar ponsel rakyat. Di situlah Mang Ono unggul. Ia bukan sekadar politikus. Ia adalah tokoh meta, penjelajah gelombang publik opini, pawang anggaran dan narasi, serta kritikus utama gubernur yang sedang sibuk membuat Jabar Instagrammable.

Kalau maneh bertanya, siapa sebenarnya Mang Ono? Ia adalah bayang-bayang dalam cahaya ring light. Ia adalah tokoh utama dalam epos berjudul “Bayangan yang Mengintip KDM” episode terbaru dalam serial panjang demokrasi, di mana kamera tidak pernah mati, dan kritik adalah bentuk cinta paling sarkastik.

Apa maknanya? Tak semua orang suka sama kita. Ada yang memuja, tentu ada yang mencela. Satu kuncinya, bila itu kebenaran, lakukan. Jangan takut. Bila itu kopi tanpa gula, minum. Karena, bisa membuat otak selalu encer dan waras. Ups..

#camanewak

Penulis adalah Ketua Satupena Kalimantan Barat