Sudah Saatnya Kota New York Memilih Perubahan

Imam Shamsi Ali bersama pendatang baru dan politisi muda Zohran Mamdani. (Foto: Dok.Pri)

Oleh Imam Shamsi Ali

KOTA New York akan kembali melangsungkan perhelatan demokrasi lima tahunan memilih Walikota untuk empat tahun ke depan. Ada banyak hal yang menarik pada pemilihan Walikota New York kali ini. Erick Adam sebagai incumbent sejak Dini telah terhempas dari pencalonan partainya sendiri, Partai Demokrat, dan memilih maju dari jalur independen.

Dengan majunya tanpa partai besar Demokrat atau Republikan, dipastikan bahwa Mayor Adams kemungkinan  besar akan tersingkirkan dari posisinya sebagai Walikota New York. Selain karena memang isu “bribery” (penyogokan) yang menimpanya, juga dalam sejarah Kota New York belum pernah ada calon independen yang memenangkan pertarungan kecuali Michel Bloomberg. Itupun didukung oleh momentum krisis ekonomi pasca 9/11 dan Michael Bloomberg dianggap punya kapasitas untuk menangani krisis tersebut.

Hal lain yang menarik dari pemilihan Walikota New York kali ini adalah berhadapannya dua kutub yang berlawanan. Kutub wajah tua dan status quo yang mewakili generasi masa lalu; mantan Gubernur Andrew Cuomo yang mundur karena skandal pelecehan seksual kepada stafnya. Dan wajah muda yang mewakili generasi muda dan masa depan; anggota NYS State Assembly Zohran Mamdani. Keduanya saat ini berada diposisi tertinggi. Dan karenanya dapat dikatakan keduanya mewakili dua wajah paradoks dalam penilaian Walikota New York kali ini.

Andrew Cuomo adalah mantan Gubernur New York dan merupakan wajah status quo sekaligus dinasti perpolitikan di New York. Ayahnya adalah mantan Gubernur New York yang memiliki pemilih loyal tradisional khususnya di kalangan White American, dan lebih khusus lagi di kalangan Italian American. Kita mengenal Italian American di Kota New York adalah satu segmen masyarakat yang terbesar. Dengan sendirinya walaupun berbagai isu yang tidak enak yang pernah menimpa politisi senior itu dia tetap memiliki polaritas yang cukup tinggi.

Di pihak lain, Assemblyman Zohran Mamdani adalah pendatang baru dan politisi muda yang jika dipandang dalam sudut pemilih loyal belum kuat. Zohran adalah imigran yang datang ke negara ini ketika masa kecil. Sejak masih pelajar dan mahasiswa Zohran sangat aktif dalam pergerakan sosial membela mereka yang termarjinalkan. Sehingga ketika maju dalam pemilihan anggota DPRD New York Zohran dengan mudah memenangkan  pemilihan itu.

Yang pasti keduanya adalah dua sosok yang kontras. Satu berada di pihak masa lalu dengan dukungan  status quo. Satu lagi mewakili masa kini dan masa depan dengan dukungan ide dan program yang memihak rakyat, khususnya mereka yang lemah dan terpinggirkan. Realita ini dapat terlihat jelas dalam pengumpulan dana kampanye (campaign fund raising). Di mana Zohran didukung secara luas oleh masyarakat, khusus kelas menengah.

Sementara Andrew Cuomo didukung oleh para Oligarki (pemilik modal) yang menjadikannya gagal mendapatkan dana publik (public fund) dari pelaksana pemilihan Walikota (semacam KPU). Zohran sendiri berhasil mendapatkan dana maksimal dari panitia pemilihan Walikota.

Tapi lebih dari semua itu saya yakin sekali bahwa memang masanya Kota New York meninggalkan pemilihan Walikota berdasarkan emosi keluarga dan hubungan etnis. Dunia mengalami perubahan di luar ekspektasi kita semua. Dan Karenanya sangat wajar jika seorang imigran dan pendatang baru di dunia politik mendapatkan momentum itu dan menggoncang perpolitikan Kota New York.

Zohran kini semakin membayang-bayangi posisi Andrew Cuomo. Apalagi dengan dukungan luas dari warga, khusus pemilih muda yang mayoritas, memberi harapan bahwa memang sedang tumbuh semangat perubahan itu di Kota New York. Apalagi saya melihat beberapa kandidat menjadi dekat bahkan saling mendukung untuk melawan status quo dan dinasti politik Cuomo. Zohran misalnya secara terbuka menyerukan kepada warga Kota New York untuk memberikan kontribusi dana kepada  kampanye NYC Speaker Adrienne Adams yang juga maju sebagai calon.

Dukungan Zohran Mamdani ini kepada kandidat lain seperti Speaker Adams menunjukkan jika perjuangannya untuk maju sebagai calon Walikota jauh dari sekedar ambisi politik pribadi. Tapi karena keinginan untuk melihat hal dan perubahan yang terjadi di Kota New York. Jika tidak, status quo yang tidak membawa Kota New York ke arah yang lebih baik. Ke arah kehidupan yang lebih affordable dan memihak kepada masyarakat khususnya mereka yang lemah dan terpinggirkan.

Hallo New York, it’s a the time for change. Help to elect Zohran Mamdani to be our next Mayor in the greatest city in the world!

Machazzar City, 21 Mei 2025

Penulis adalah a proud New Yorker. Artikel ini di-japri penulis ke J5NEWSROOM.COM.