
J5NEWSROOM.COM, Bintan – Langit sore di Desa Sebong Pereh tampak lebih cerah dari biasanya, Selasa (24/6/2025). Angin laut yang lembut menyusup ke sela-sela pepohonan kelapa, menyertai senyum haru seorang ibu bernama Istinganah. Di teras rumah yang kini tampak lebih kokoh dan bersih, ia berdiri, memeluk erat kunci rumah yang baru saja diserahkan oleh jajaran Polres Bintan.
Rumah itu kini tidak lagi beratapkan seng bocor atau berdinding lembab. Setelah sepuluh hari penuh kerja keras, rumah sederhana milik Istinganah yang terletak di Kampung Harapan, RT 003 RW 004, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Sebong, telah mengalami perubahan besar. Dinding dapur diplester rapi, kamar mandi diperbarui, plafon dan lantai keramik dipasang, hingga seluruh ruangan dicat ulang. Sebuah teras kecil yang ramah kini menyambut siapa saja yang datang.
Semua itu merupakan bagian dari program bedah rumah yang digagas oleh Polres Bintan dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79. Sebuah program yang tak hanya membenahi bangunan fisik, tetapi juga menghadirkan harapan baru bagi warganya yang membutuhkan.
Kapolres Bintan AKBP Yunita Stevani turun langsung bersama Wakapolres Kompol Eri Sujati dan Kapolsek Bintan Utara Kompol Nurman. Tidak hanya menyerahkan kunci, kehadiran mereka juga menjadi simbol kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat.
“Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap warga, terutama mereka yang membutuhkan tempat tinggal yang lebih layak,” ujar AKBP Yunita, dalam sambutannya yang singkat namun menyentuh.
Bagi Istinganah, rumah baru ini bukan sekadar bangunan. Ia adalah jawaban dari doa-doa panjang dalam sujud malamnya. “Alhamdulillah, terima kasih kepada Polres Bintan. Rumah saya sekarang jauh lebih nyaman dan layak,” tuturnya lirih, sembari menahan air mata. Dalam doanya, ia menitipkan harapan bagi para aparat kepolisian, “Semoga Polri, khususnya Polres Bintan, selalu dilindungi Allah SWT dalam menjalankan tugasnya.”
Di balik semua itu, rumah Istinganah kini berdiri sebagai bukti nyata bahwa kepedulian masih hidup. Bahwa pengabdian aparat negara tak selalu hadir dalam wujud seragam dan rotan, tapi juga dalam palu, cat, dan tangan-tangan yang bekerja diam-diam.
Editor: Agung

