
J5NEWSROOM.COM, Ratusan orang tua dan walimurid di Kota Madiun mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Madiun pada Senin, 30 Juni 2025. Aksi ini dipicu oleh kekecewaan mereka terhadap sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) jenjang SMA yang dinilai tidak transparan dan kurang sosialisasi, terutama pada tahap ketiga penerimaan.
Perwakilan orang tua, Neti Puspitorini, menyampaikan keluhan terkait ketidakjelasan kriteria seleksi pada jalur zonasi. Ia mempertanyakan kenapa nilai akademik masih dijadikan pertimbangan utama pada tahap tersebut, padahal seharusnya jarak tempat tinggal menjadi faktor prioritas. Akibatnya, banyak siswa yang tinggal dekat dengan sekolah negeri tetap tidak diterima karena nilai mereka dianggap rendah akibat potongan indeks sekolah.
Ia berharap agar warga asli Kota Madiun mendapatkan prioritas untuk diterima di SMA Negeri, tanpa harus beralih ke sekolah swasta. “Kami penduduk asli. Mohon dipertimbangkan,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Kasi SMA Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Madiun, Devy Yuniar, menjelaskan bahwa keterbatasan kuota menjadi alasan utama banyak siswa tidak tertampung di SMA Negeri. Ia menyarankan para orang tua mempertimbangkan SMK Negeri, yang masih menyediakan kuota jalur domisili pada 2–3 Juli 2025.
Devy menambahkan bahwa proses seleksi SPMB telah menggunakan sistem nilai rapor dan indeks kumulatif sekolah, sesuai ketentuan yang tercantum dalam web resmi SPMB Jatim. Ia juga menyebut banyak SMA swasta yang kini memberikan beasiswa, sebagai alternatif bagi siswa yang belum berhasil masuk ke SMA Negeri.
Dengan memanasnya situasi ini, Dinas Pendidikan berkomitmen untuk membuka ruang dialog dan memperkuat sosialisasi guna menghindari kesalahpahaman serupa di masa mendatang.
Editor: Agung

