
J5NEWSROOM.COM, Untuk pertama kalinya sejak menjabat lebih dari satu dekade lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung di Brasil pada 6–7 Juli 2025. Ketidakhadiran Xi, yang selama ini menjadikan BRICS sebagai salah satu platform utama untuk memperluas pengaruh Tiongkok, menjadi sorotan dalam pertemuan puncak negara-negara ekonomi berkembang tersebut.
Meski absen, Tiongkok tetap mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Qiang. Menurut profesor madya dari Universitas Nasional Singapura, Chong Ja Ian, ketidakhadiran Xi lebih merupakan strategi politik domestik dan bukan sinyal melemahnya dukungan Tiongkok terhadap BRICS. Saat ini, Xi tengah fokus pada stabilitas ekonomi dalam negeri dan persiapan menjelang pertemuan politik penting di Tiongkok tahun ini.
“BRICS mungkin bukan prioritas terbesarnya saat ini,” ujar Chong, merujuk pada tantangan ekonomi serta meningkatnya tensi dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Selain Xi, Presiden Rusia Vladimir Putin juga absen secara fisik dan hanya hadir melalui video konferensi karena ancaman penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Absennya dua pemimpin besar tersebut menjadikan Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai salah satu tokoh sentral yang hadir langsung di Brasil, bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sebagai tuan rumah.
Meski Xi tidak hadir, agenda strategis Tiongkok tetap dibawa ke meja perundingan oleh Perdana Menteri Li Qiang, termasuk penguatan kerja sama energi dan perluasan penggunaan mata uang Tiongkok dalam perdagangan antarnegara BRICS. Menurut Brian Wong, asisten profesor di Universitas Hong Kong, banyak aspek BRICS+ yang tetap selaras dengan visi kebijakan luar negeri Xi, termasuk kerja sama dengan Rusia dan penguatan posisi di Global Selatan.
Isu de-dolarisasi kembali menjadi topik utama dalam KTT kali ini. Langkah ini dinilai penting bagi negara-negara seperti Rusia dan Iran yang tengah menghadapi sanksi ekonomi dari Amerika Serikat. Meski rencana pembentukan mata uang bersama belum menjadi prioritas konkret, upaya untuk meningkatkan penggunaan mata uang nasional masing-masing negara terus digalakkan.
Di tengah absennya dua pemimpin besar, Brasil menyambut kedatangan delegasi dari negara-negara anggota baru BRICS seperti Indonesia, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Iran yang resmi bergabung sejak 2024. Presiden Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan hadir dan akan menegaskan posisi Indonesia sebagai jembatan antara berbagai kekuatan global di tengah ketidakpastian dunia.
Editor: Agung

