
J5NEWSROOM.COM, Proyek pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek diduga kuat menjadi bagian dari kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dan Nadiem Makarim sebelum Nadiem diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, yang menilai bahwa cara kerja tim Nadiem sebelum pelantikan mencerminkan adanya arahan langsung dari Jokowi.
Muslim bahkan menyebut proyek ini mungkin menjadi alasan utama Nadiem terpilih menjadi menteri, meski tidak memiliki latar belakang pendidikan atau dukungan partai politik. Dugaan ini diperkuat oleh hasil penyidikan Kejaksaan Agung yang menunjukkan bahwa sebelum resmi dilantik, Nadiem telah membentuk grup WhatsApp bernama “Mas Menteri Core Team” yang membahas rencana digitalisasi di Kemendikbudristek.
Setelah menjabat, Nadiem melanjutkan proyek digitalisasi pendidikan dengan anggaran Rp9,98 triliun. Ia juga diketahui melakukan pertemuan dengan pihak Google untuk membahas pengadaan perangkat TIK, termasuk pemaksaan penggunaan sistem operasi Chromebook, walaupun kajian menyatakan pilihan tersebut tidak efektif.
Muslim menegaskan bahwa Nadiem tidak bisa lepas dari tanggung jawab atas kasus ini yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp1,9 triliun. Ia juga mendesak Kejaksaan Agung untuk segera memanggil Presiden Jokowi demi mengungkap dugaan keterlibatannya. Menurutnya, jika dalam kasus ijazah palsu Jokowi bisa hadir di kepolisian, maka dalam kasus ini pun presiden seharusnya bersedia diperiksa.
Editor: Agung

