
J5NEWSROOM.COM, Tanjungpinang – Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, membuka kegiatan bedah buku ‘Melayukah Aku?’ karya Suryatati Abdul Manan, di Gedung Studio Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (22/7/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tanjungpinang, yang didukung DAK non-fisik Perpustakaan Nasional RI.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, mengapresiasi pelaksanaan bedah buku ini. Ia menyebut, kegiatan ini sejalan dengan visi misi Pemko Tanjungpinang, khususnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing, dan sejahtera.
Menurutnya, sosok Suryatati A. Manan bukan hanya dikenal sebagai birokrat andal saat menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang, tetapi juga berhasil meninggalkan warisan pemikiran dalam bentuk karya tulis maupun kebijakan yang berpihak pada pelestarian budaya.
“Beliau memberikan sumbangsih penting terhadap dunia literasi dan kebudayaan. Karena itu, Pemerintah Kota sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Banyak karya penulis lokal yang perlu terus diangkat ke ruang publik,” ucapnya.
Suryatati A. Manan, penulis buku ‘Melayukah Aku?’, menyampaikan rasa terima kasih kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, serta Dinas Perpustakaan yang telah mengangkat kembali bukunya yang ditulis pada tahun 2006, untuk dibedah dan didiskusikan bersama publik.
“Saya melihat ini sebagai salah satu bentuk kreativitas dari Dinas Perpustakaan. Kegiatan yang sederhana, tetapi memiliki makna besar untuk masa depan,” ujarnya.
Kepala DPK Kota Tanjungpinang, Meitya Yulianty, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari program koleksi perpustakaan daerah, yang sebelumnya telah membedah buku Adat Perkawinan Melayu karya Tamrin Dahlan pada 16 Juli 2025.
“Tujuannya agar masyarakat semakin dekat dengan karya penulis lokal dan terinspirasi untuk menulis. Kita berharap peserta menjadi agen literasi di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Diskusi buku ini menghadirkan narasumber Rendra Setyadiharja, dan diikuti 50 peserta dari pelajar, mahasiswa, dosen, guru, pegiat literasi, hingga masyarakat umum.
Editor: Agung

