
J5NEWSROOM.COM, Batam – Dua kantor media siber di Kepulauan Riau, Batamnews dan Ulasan Network, menjadi sasaran aksi teror berupa pengiriman pesanan fiktif yang menyebabkan ratusan ojek daring mendatangi kedua kantor tersebut pada Minggu (27/7/2025) pagi. Peristiwa ini dinilai sebagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers.
Forum CEO Media Kepulauan Riau mengecam keras tindakan yang dianggap sebagai upaya pembungkaman terhadap media. Ketua Forum CEO Media Kepri, Anwar Sadat Guna, dalam pernyataan tertulis yang diterima pada Senin (28/7/2025), menilai insiden tersebut sebagai tindakan tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu iklim kebebasan pers di daerah.
“Tindakan ini sangat meresahkan. Ini bukan hanya soal kerugian secara materiil bagi ojek online, tetapi juga bentuk nyata dari upaya membungkam media. Tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Forum CEO Media mendorong kedua media yang menjadi korban untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Mereka juga menyerukan agar semua pihak, termasuk perusahaan aplikator, bersikap transparan dan aktif menelusuri pihak yang memesan layanan fiktif tersebut.
Dalam pernyataannya, Forum CEO Media menyampaikan tujuh sikap resmi, antara lain:
1. Mengecam aksi teror terhadap media sebagai bentuk pembungkaman kebebasan pers.
2. Mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku.
3.Mendorong Batamnews dan Ulasan Network melaporkan kejadian tersebut.
4. Mengimbau pihak yang dirugikan oleh pemberitaan agar menggunakan hak jawab sesuai UU Pers No. 40 Tahun 1999.
5. Menyerukan jurnalis di Kepri untuk tetap menjunjung etika jurnalistik dan bekerja secara profesional.
6. Menyerukan pembentukan tim gabungan, terdiri dari media, kepolisian, organisasi wartawan seperti AJI dan PWI, serta perusahaan aplikator, untuk menginvestigasi kasus.
7. Mendesak aplikator mengungkap identitas pemesan order fiktif secara terbuka untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Forum CEO juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap kerja jurnalistik di tengah tantangan digital yang kian kompleks.
Editor: Agung

