
J5NEWSROOM.COM, Meski data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen diragukan sejumlah ekonom, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah tetap mempercayai data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Menurutnya, BPS selama ini menjadi acuan utama pemerintah dalam menyusun kebijakan ekonomi, dengan metode dan sumber informasi yang jelas serta mengedepankan integritas.
Sri Mulyani menyatakan bahwa semua indikator ekonomi pemerintah bersumber dari BPS, termasuk Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Ia juga membantah adanya perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto terhadap polemik ini, karena pemerintah tetap mengacu pada data resmi BPS.
Namun, sejumlah ekonom mengkritisi angka pertumbuhan tersebut. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, mempertanyakan lonjakan pertumbuhan yang terjadi tanpa adanya momen musiman seperti Ramadan. Ia menyebut kemungkinan terjadi anomali atau praktik window dressing data. Direktur Celios, Bhima Yudhistira, juga menyuarakan ketidakpercayaannya, dengan alasan meningkatnya PHK, stagnasi industri pengolahan, dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya 4,97 persen meski menjadi kontributor utama PDB. Menurutnya, data tersebut tidak mencerminkan kondisi ekonomi yang sesungguhnya.
Editor: Agung

